KUTAI TIMUR — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat ketahanan pangan daerah, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani berupa telur ayam. Langkah konkret yang diambil adalah dengan mempelajari dan mendorong penerapan sistem peternakan modern berbasis close house (kandang tertutup), terinspirasi dari keberhasilan di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Ketertarikan Kutim terhadap sistem ini terungkap saat kunjungan kerja Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi, beserta rombongan ke PT Cahaya Mario Grup di Sidenreng Rappang pada Senin (25/4/2025). Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat secara langsung implementasi dan keuntungan dari sistem kandang tertutup yang telah berhasil meningkatkan produksi telur secara signifikan di wilayah tersebut.
Mahyunadi mengungkapkan kekagumannya terhadap efisiensi dan produktivitas yang dihasilkan oleh sistem close house. Menurutnya, kemampuan sistem ini dalam mengontrol lingkungan kandang secara otomatis dan terintegrasi menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan kondisi optimal bagi pertumbuhan dan produksi ayam petelur sepanjang tahun.
“Kami melihat sendiri bagaimana sistem close house di PT Cahaya Mario Grup mampu menghasilkan telur dalam jumlah besar dengan kualitas yang terjaga. Ini adalah model yang sangat potensial untuk diterapkan di Kutai Timur dalam rangka memenuhi kebutuhan protein masyarakat,” ujar Mahyunadi.
Lebih lanjut, Mahyunadi menjelaskan bahwa meskipun investasi awal untuk membangun kandang tertutup relatif besar, keuntungan jangka panjang yang ditawarkan jauh lebih menjanjikan. Stabilitas produksi, risiko usaha yang lebih rendah, serta potensi nilai ekonomi dari limbah ternak menjadi daya tarik utama sistem ini.
Sebagai langkah awal dalam mengadopsi sistem ini, Pemerintah Kabupaten Kutim berencana untuk tidak hanya mendorong pembangunan kandang modern, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang peternakan modern. Kerja sama dengan PT Cahaya Mario Grup pun dijajaki melalui program magang bagi santri dari pondok pesantren di Kutim. Program yang akan berlangsung selama 4 hingga 6 bulan ini diharapkan dapat membekali generasi muda Kutim dengan keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam pengelolaan peternakan berbasis teknologi.
“Kami tidak hanya ingin membangun kandangnya, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusianya. Melalui program magang ini, anak-anak dari pondok pesantren akan memiliki kesempatan belajar langsung dari pelaku industri yang sukses. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kemandirian pangan Kutim,” tegas Mahyunadi.
Inisiatif Kutim untuk mengadopsi sistem kandang tertutup ini disambut baik oleh PT Cahaya Mario Grup. Usman Appas, perwakilan perusahaan, menyatakan kesiapannya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan pihak Kutai Timur. Prinsip saling berbagi dan keinginan untuk memajukan sektor peternakan secara bersama menjadi landasan kerja sama ini.
Langkah Pemerintah Kabupaten Kutai Timur ini diharapkan dapat menjadi angin segar bagi perkembangan peternakan ayam petelur di daerah tersebut. Dengan mengadopsi teknologi modern dan mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, Kutim optimis dapat meningkatkan produksi telur secara signifikan dan mewujudkan ketahanan pangan protein hewani bagi masyarakatnya. (*)