SANGATTA — Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) pada Selasa (2/9/2025) diwarnai interupsi yang cukup serius. Dua anggota dewan menyoroti keterlambatan pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2025, yang dianggap sudah melewati batas waktu.
Agenda rapat yang seharusnya membahas Nota Pengantar Rancangan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran (P-KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (P-PPAS) 2025 ini terhenti saat Anggota DPRD Yulianus Palangiran dan David Rante menyampaikan protes mereka.
Yulianus Palangiran menjadi yang pertama melayangkan interupsi kepada Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, yang hadir dalam rapat. Ia meminta Bupati untuk segera menginstruksikan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) agar lebih proaktif dalam pembahasan anggaran.
“Saya mohon kepada Bapak Bupati agar bisa menginstruksikan kepada seluruh tim TAPD aktif dalam hal pembahasan anggaran. Mengingat waktu yang cukup singkat,” tegas Yulianus. Ia menambahkan bahwa keterlambatan ini merupakan masalah berulang yang terus terjadi di Kutim, padahal waktu yang tersedia sangat mepet.
Senada dengan Yulianus, David Rante juga mengungkapkan kekecewaannya. Ia menyoroti molornya pembahasan APBD Perubahan yang menurutnya seharusnya sudah selesai dua bulan yang lalu. “Harusnya ini sudah bisa ditetapkan, tapi kita baru mulai,” ujar David.
David juga menyinggung nilai anggaran perubahan yang disampaikan dalam nota pengantar hanya sekitar Rp2 triliun, sehingga seharusnya pembahasan tidak memakan waktu lama jika semua pihak serius. Ia juga mengeluhkan seringnya jadwal rapat yang diubah hingga empat kali, yang menunjukkan kurangnya kesiapan dari pihak eksekutif.
Di akhir interupsinya, David Rante kembali mengingatkan bahwa waktu yang tersisa untuk pelaksanaan anggaran hanya sekitar dua bulan. Ia khawatir jika pembahasan tidak dilakukan dengan serius, penyerapan APBD Perubahan 2025 tidak akan optimal.
“Tim TAPD kalau boleh janganlah keluar-keluar dulu, fokus untuk pembahasan APBD perubahan 2025. Waktu kita sangat mepet, sangat sempit dan kalau ini kita tidak seriusi, pasti pembahasan pasti tidak akan selesai dengan baik.” pungkasnya