Sekolah Cambridge di Samarinda, Bambang: Langkah Cerdas untuk Masa Depan

Kaltim, Kutai Timur1327 Dilihat

SAMARINDA– Plt Ketua DPD Demokrat Kaltim, Bambang Soepriyadi, mendukung langkah Pemkot Samarinda menghadirkan sekolah unggulan berstandar Cambridge Internasional. Pendidikan global kini tak lagi jauh dari jangkauan anak-anak Kaltim.

Bambang Soepriyadi memberikan apresiasi terhadap langkah Pemerintah Kota Samarinda dalam mewujudkan pendidikan inklusif dan berkelas dunia bagi seluruh masyarakat Samarinda, Kalimantan Timur.

Menurut Bambang menghadirkan sekolah unggulan yang menerapkan kurikulum Cambridge Internasional, sebuah langkah besar menuju sistem pendidikan global yang merata.

“Inisiatif ini patut ditiru. Pendidikan adalah pintu keluar dari kemiskinan. Samarinda telah memberi contoh bahwa daerah bisa berpikir besar dan eksekusi cerdas,” kata Bambang.

Ia juga menambahkan bahwa investasi pendidikan adalah bagian penting dari menyiapkan Kalimantan Timur sebagai wilayah strategis.

Bambang berharap program ini menjadi bagian dari strategi besar untuk membuka akses seluas-luasnya kepada pendidikan berkualitas tinggi, tak hanya bagi warga Kota Samarinda, tapi juga untuk anak-anak dari kabupaten/kota lain .

“Kami ingin semua anak di Kalimantan Timur punya kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan bermutu tinggi. Tidak harus ke luar daerah, sekarang bisa dari Samarinda,” tukas Bambang.

Perlu diketahui, kurikulum Cambridge Internasional dikenal dengan pendekatan pembelajaran kritis, berbasis analisis, dan berorientasi global. Kini, sejumlah sekolah di Samarinda—baik negeri maupun swasta—mulai mengintegrasikannya secara bertahap, dimulai dari jenjang SD dan SMP.

Bambang pun juga mengatakan, Pemkot tak hanya menanamkan kurikulum internasional, tetapi juga memastikan karakter kebangsaan dan nilai-nilai lokal tetap menjadi bagian dari identitas pendidikan. Kolaborasi ini diharapkan menghasilkan generasi muda yang cerdas secara akademik, kompetitif secara global, dan tetap mencintai tanah air.

“Anak-anak kita harus bisa bersaing di panggung dunia, tapi tidak kehilangan akar budaya dan jati dirinya. Cambridge bukan sekadar kurikulum, tapi alat untuk memajukan cara berpikir,” demikian Bambang (*)