Sangatta – Puluhan mahasiswa dari berbagai organisasi di Kutai Timur (Kutim) menggelar aksi demonstrasi di kantor DPRD Kutai Timur, Kamis (27/2/2025).
Aksi bertajuk “Indonesia Gelap” ini menolak kebijakan efisiensi anggaran yang dinilai merugikan sektor pendidikan dan kesehatan.
Massa aksi yang terdiri dari anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIPER Kutim ini dipimpin oleh Yogi Oktanis, kader GMNI Kutai Timur, sebagai Jenderal Lapangan (Jenlap).
Dalam orasinya, Yogi Oktanis menegaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah tidak dapat diterima oleh masyarakat. “Efisiensi anggaran hari ini tidak bisa diterima baik oleh masyarakat, maka dari itu kami harus menyuarakan dan turun ke jalan,” tegasnya.
Ketua DPC GMNI Kutai Timur, Deo Datus, menyoroti dampak besar pemangkasan anggaran terhadap daerah, terutama di sektor pendidikan dan kesehatan.
“Jika anggaran pendidikan dan kesehatan dipangkas, maka daerah akan terdampak besar. Harus ada peninjauan kembali terhadap Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025,” ujarnya
Ketua PMII Kutai Timur, Andi Bahri, juga menegaskan bahwa pendidikan dan kesehatan adalah hak dasar masyarakat yang tidak bisa dikorbankan.
“Pendidikan dan kesehatan tidak bisa dilepaskan dari masyarakat. Ketika anggarannya dipangkas, maka terputuslah generasi bangsa ini,” katanya
Selain menolak efisiensi anggaran, massa aksi juga menagih tindak lanjut kasus video viral yang melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas PUPR Kutai Timur.
Mereka mendesak Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kutim untuk segera mengambil langkah konkret dalam penegakan Undang-Undang ASN.
“Kami datang ke BPSDM untuk memastikan sejauh mana tindak lanjut penegakan UU ASN terkait kasus ini,” ujar
Ketua DPC GMNI Kutim.Aksi ini mendapat respons positif dari Ketua DPRD Kutai Timur, Jimmi. Ia menegaskan bahwa pihaknya selalu terbuka terhadap aspirasi masyarakat, terutama mahasiswa yang membawa gagasan demi kemajuan daerah dan bangsa.
“Kami menerima semua aspirasi mahasiswa. Kedatangan mereka membawa gagasan demi perubahan bangsa, dan kami akan menindaklanjuti tuntutan ini,” tuturnya
Setelah melakukan dialog di ruang panel bersama beberapa anggota dewan, para demonstran berhasil menyampaikan seluruh poin tuntutan mereka. Ketua DPRD Kutim pun menandatangani dokumen tuntutan tersebut sebagai bentuk komitmen untuk menyampaikannya ke pemerintah pusat.
“Kami sepakat dengan tuntutan ini dan akan menyampaikannya ke pusat. Dengan ditandatanganinya dokumen ini, maka aspirasi mahasiswa resmi kami dukung,” tutup Jimmi. (*)