Selain Jadi Sentra Padi, Kecamatan Long Mesangat, Jadi Lokasi Penangkaran Benih Padi Mekongga

Kaltim, Kutai Timur719 Dilihat

Sangatta – Kecamatan Long Mesangat, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) khususnya di Desa Tanah Abah yang dikenal sebagai salah satu sentra produksi padi. Yang luasan sawahnya cukup luas. Selain itu Long Mesangat memiliki area penangkaran benih padi Mekongga.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dessy Wahyu Fitrisia, mengungkapkan bahwa wilayah ini merupakan salah satu dari tiga sentra padi yang telah ditetapkan, bersama dengan daerah Kaubun, Kombeng, dan Muara Wahau.

“Khususnya Di Long Mesangat itu, yang tanah totalnya itu 70 hektare. Rata-rata itu belum kita hitung berapa produktivitasnya. Kemudian yang ditanam itu jenis padi Mekongga,” ujar Dessy saat di temui di ruangan kerjanya, Selasa (18/02/2025).

Selain menjadi sentra produksi, Long Mesangat juga memiliki area penangkaran benih padi Mekongga. Penangkaran ini merupakan upaya Dinas Pertanian dalam menyediakan benih bersertifikat bagi petani setempat. Dengan benih unggul ini, diharapkan produktivitas padi meningkat signifikan.

“Penangkaran benih padi di Long Mesangat mencakup sekitar 2,5 hektare. Benih yang dihasilkan akan didistribusikan kepada kelompok tani, sehingga mereka dapat menggunakan benih berkualitas, bukan hasil perbanyakan sendiri yang berulang kali,” jelasnya.

Tahun lalu, produktivitas padi di wilayah ini mencapai 6,5 ton per hektare. Dengan penggunaan benih bersertifikat, diharapkan angka ini bisa meningkat. “Dengan adanya benih berkualitas itu tingkat produktivitasnya bisa lebih meningkat. Yang kemarin panen yang tahun lalu itu produktifitasnya itu di 6,5. Nah, mudah-mudahan dengan benih yang bersertifikat, harapannya semua bisa di rata-rata di atas 16,5 hektar begitu,”ucapnya.

Untuk hasil panen belum di ketahui secara rinci, harus di ubin dulu secara berapa produk aktivitasnya. “Secara kasar, laporan dari kelompok tani menunjukkan rata-rata hasil panen mencapai 60 hingga 70 karung per hektare. Namun, untuk angka pastinya, kita masih menunggu hasil pengubinan di lapangan,” tambah Dessy. (Kiya/*)