Sangatta – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah, namun masih bergantung pada sektor pertambangan. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Kutim berupaya mengembangkan sektor lain seperti pertanian dan hilirisasi SDA.
Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kutim, Arief Nur Wahyuni, menyatakan bahwa Kutim perlu mengoptimalkan SDA yang ada untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan yang tidak terbarukan.
“Kutim dianugerahi SDA yang luar biasa. Potensi kita sangat besar, namun tantangan utamanya adalah mengoptimalkan SDA yang ada, terutama dalam mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan yang tidak dapat diperbarui,” ujarnya saat ditemui awak media, Senin 18 November 2024.
Arief Nur Wahyuni menekankan pentingnya pengembangan sektor pertanian, termasuk perkebunan dan perikanan. “Kami harus mengembangkan pertanian dalam arti luas, mulai dari perkebunan hingga perikanan. Dengan garis pantai yang panjang, potensi kelautan juga harus dimanfaatkan dengan baik untuk mendukung perekonomian daerah,” tambahnya.
Selain itu, hilirisasi SDA juga menjadi fokus utama. “Pemerintah saat ini, di bawah kepemimpinan Pak Prabowo, sangat fokus pada hilirisasi. Ini adalah tantangan besar, bagaimana mengolah sumber daya alam yang ada menjadi produk bernilai tinggi,” jelasnya.
Arief mencontohkan sektor perkebunan sawit yang memiliki potensi besar di Kutim. “Kita di Kalimantan Timur memiliki lahan sawit yang luas. Jika kita bisa mengolahnya menjadi produk olahan, bukan hanya menjualnya dalam bentuk mentah, tentu akan memberi dampak positif bagi ekonomi daerah,” ungkapnya.
Dengan mengembangkan sektor pertanian, perikanan, dan hilirisasi, Arief berharap Kutim bisa mengurangi ketergantungan pada tambang dan menciptakan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan. “Jika ini berhasil, perekonomian Kutim tidak akan tergantung hanya pada tambang, tetapi akan berkembang pesat di sektor-sektor lainnya,” tutupnya. (*/ADV)