SANGATTA. Meskipun disorot DPRD Kutai Timur karena lambat progres realisasi pencairan anggaran, namun ternyata Dinas Pendidikan yang tahun ini mengelola anggaran sekitar Rp3,2 triliun lebih, cukup laju dalam progres fisik. Sebab dari data terakhir, progres fisik telah mencapai 85 persen, meskipun serapan anggaran baru 35 persen.
“Serapan anggaran kami memang baru sekitar 35 persen. Tapi inimasih jauh lebih baik dariu Dinas lain. Tapi progres fisik, itu sudah mencapai 85 persen. Serapan anggaran lambat, karena memang masih dalam proses penagihan,” jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur Mulyono, Kamis (7/11), di Kantor DPRD Kutim, pada wartawan.
Menurutnya, untuk anggaran perubahan, memang masih dalam proses, namun dipastikan juga akan terserap maksimal nantinya. Lambatnya serapan APBD perubahan, karena memang baru dilakukan 16 oktober, setelah keluar DPA. “Tapi kami yakin pada akhir tahun nanti itu akan tersealisasi sekitar 95 peren,” jelasnya.
Diakui, tahun ini memang Disdik mengelola anggaran yang cukup besar, dimana dalam APBD murni nilainya sekitar Rp2,1 triliun lebih, sementara APBD perubahan itu nilainya sekitar Rp1,1 triliun lebih, sehingga total Rp3,2 triliun lebih. Meskipun APBD perubahan itu besar, namun dirinya yakin bisa terserap maksimal.
“Sebab salah satu komponen yang menyerap anggaran paling besar, yang pasti akan terbayarkan kan gaji. Nilainya lebih dari Rp1 triliun. Besarnya anggaran gaji dan tunjangan ini karena memang jumlah pegawi dan guru di Kutim ini mencapai sekitar 8325 orang,” katanya. Selain itu, juga ada biaya pembangunan untuk sekolah baru baik negeri maupun swasta. Dimana tahun 2024 ini, Disdik membangun Paud swasta 1 sekolah, Negeri satu sekolah. SD swasta 2 sekolah, Negeri 5 sekolah. SMP swasta 5 sekolah, negeri 5 sekolah. “tapi kalau nilai anggaranya saya lupa , datanya ada di Kantor,” katanya. (J/ADV)