Sangatta – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kian serius dalam upaya pencegahan stunting. Salah satu strategi yang diandalkan adalah penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dalam pengelolaan program terkait.
Hal ini mengemuka dalam Workshop SPIP Terintegrasi yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, Senin (4/11/2024). Kegiatan ini diikuti 54 peserta dari berbagai instansi terkait dan berlangsung selama dua hari.
PJs Bupati Kabupaten Kutim, Agus Hari Kesuma yang di wakili oleh Achmad Junaidi menyoroti pentingnya SPIP dalam menekan angka stunting. “SPIP mengurangi risiko penyimpangan dan memastikan program berjalan sesuai prioritas,” ujarnya melalui Achmad Junaidi saat membuka acara.
Agus Hari Kesuma menjelaskan bahwa SPIP menjamin setiap kegiatan pemerintah, termasuk program penurunan stunting, berjalan sesuai rencana, anggaran, dan target. Dengan demikian, efektivitas dan akuntabilitas program dapat ditingkatkan.
“Workshop ini difokuskan pada SPIP Tematik Penurunan Stunting dan Manajemen Risiko Tahun Anggaran 2024. Diharapkan, pemahaman dan penerapan SPIP di seluruh perangkat daerah dapat dioptimalkan,” terangnya
Lebih lanjut, ia juga berharap dukungan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Kalimantan Timur dalam memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pemerintah daerah. “Kami berharap perangkat daerah bisa secara rutin berkoordinasi dengan BPKP, terutama jika ada kendala dalam implementasi SPIP di lapangan,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur berharap dapat memperkuat komitmen dan kesadaran pejabat daerah dalam menerapkan tata kelola yang baik. “Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, workshop SPIP Terintegrasi Tematik Penurunan Stunting dan Manajemen Risiko Tahun Anggaran 2024, secara resmi saya nyatakan dibuka.” tutupnya. (Kiky/ADV)