Sangatta,– Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggelar Festival Bahari Nusantara yang meriah dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25. Acara yang diselenggarakan di Lapangan Heliped, Komplek Pusat Perkantoran Pemkab Kutim di Bukit Pelangi pada Sabtu malam ini, bukan hanya menjadi hiburan bagi warga, tetapi juga sebagai ajang untuk memperkokoh identitas budaya lokal di tengah arus modernisasi.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Poniso Suryo Renggono, yang mewakili Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kutim, Agus Haru Kesuma, meresmikan Festival Bahari Nusantara. Dalam sambutannya, Poniso menyampaikan bahwa festival ini merupakan simbol penghormatan terhadap kebudayaan leluhur yang harus dilestarikan.
“Festival ini adalah bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur kita. Kita sajikan kolaborasi tarian pesisir, pedalaman, dan kreasi untuk menyambut tamu kehormatan, memberikan hiburan, serta menampilkan tarian kolosal yang energik,” ujar Poniso.
Festival Bahari Nusantara menampilkan beragam seni dan budaya Kutim, mulai dari tarian tradisional hingga penampilan artis lokal. Pembukaan festival diawali dengan musik tradisional dan tarian Jepen Genjong Bebaya, sebuah tarian khas Kutim yang langsung memukau para pengunjung.
Poniso menekankan pentingnya peningkatan kualitas seni budaya Kutim, khususnya dalam menyongsong peran Kutim sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). “Kita siapkan tarian yang dapat tampil tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di panggung nasional bahkan internasional,” tegasnya. Ia berharap seni dan budaya Kutim dapat menjadi suguhan utama dalam acara-acara besar yang akan digelar di IKN mendatang.
Selain tarian, Festival Bahari Nusantara juga dimeriahkan oleh pameran ekonomi kreatif yang akan berlangsung pada 22-25 Oktober 2024. Kepala Dinas Pariwisata Kutim, Nurullah, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan seni dan budaya Kutim kepada generasi muda serta wisatawan.
“Melalui festival ini, kita tampilkan seni budaya dari berbagai etnis, seperti suku Kutai, Dayak, dan lainnya, yang menjadi bagian penting dari identitas Kutai Timur,” ungkap Nurullah.
Lebih lanjut, Nurullah menambahkan bahwa acara ini tidak hanya merayakan seni, tetapi juga menjadi momentum untuk mempromosikan wisata kuliner dan produk kreatif lokal. Hal ini sejalan dengan perkembangan ekonomi kreatif yang terus berkembang di Kutim.
Festival Bahari Nusantara diharapkan menjadi momen penting dalam upaya melestarikan budaya lokal agar tetap relevan dan dihargai oleh generasi mendatang.
“Kita ingin agar seni budaya Kutai Timur ini tidak hanya dilihat sebagai hiburan, tetapi juga sebagai identitas yang terus hidup di tengah masyarakat,” tambah Nurullah.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Festival Bahari Nusantara diproyeksikan mampu menarik wisatawan dan menjadi daya tarik utama dalam kalender pariwisata Kutim. Festival ini menjadi bukti nyata upaya Kutim dalam menjaga, merawat, dan mengembangkan kekayaan budaya yang dimiliki. (*/ADV)