Warisan Leluhur Tampil Memukau di Festival Bahari Kutim

Kaltim, Kutai Timur852 Dilihat

Sangatta, –  Kemeriahan Festival Bahari Nusantara di Kutai Timur (Kutim)  tak hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga  sukses  menampilkan  kekayaan warisan leluhur yang memukau.  Ribuan pasang mata tertuju pada  Lapangan Heliped, Komplek Pusat Perkantoran Pemkab Kutim di Bukit Pelangi, Sabtu malam (19/10/2024),  menyimak  beragam  tarian  dan  musik tradisional yang  dibawakan dengan penuh semangat.

Festival yang digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 Kutim ini  dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Poniso Suryo Renggono, yang mewakili Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kutim, Agus Haru Kesuma.  Dalam sambutannya, Poniso  menyampaikan apresiasi atas  upaya pelestarian budaya yang ditunjukkan  melalui festival ini.

“Festival Bahari Nusantara  merupakan  bentuk penghormatan  terhadap  warisan  leluhur kita. Kita  sajikan  kolaborasi  tarian  pesisir,  pedalaman, dan kreasi  untuk  menyambut  tamu  kehormatan,  memberikan  hiburan,  serta  menampilkan  tarian  kolosal  yang  energik.” ujar Poniso.

Salah satu  penampilan yang paling memukau adalah  tarian Jepen Genjong Bebaya, tarian khas Kutim yang dibawakan oleh puluhan penari dengan kostum  berwarna-warni.   Gerakan yang dinamis  diiringi musik  tradisional  yang rancak  membuat  penonton  terpukau.

Tak hanya tarian, Festival Bahari Nusantara juga dimeriahkan oleh pameran ekonomi kreatif  yang  menampilkan  beragam  produk  unggulan  Kutim.   Kepala  Dinas  Pariwisata  Kutim,  Nurullah,  menjelaskan  bahwa  kegiatan  ini  bertujuan  untuk  memperkenalkan  seni  dan  budaya  Kutim  kepada  generasi  muda  serta  wisatawan. 

“Melalui  festival  ini,  kita  tampilkan  seni  budaya  dari  berbagai  etnis,  seperti  suku  Kutai,  Dayak,  dan  lainnya,  yang  menjadi  bagian  penting  dari  identitas  Kutai  Timur,”  jelas  Nurullah.

Festival Bahari Nusantara diharapkan menjadi  momen  penting  dalam  upaya  melestarikan  budaya  lokal  agar  tetap  relevan  dan  dihargai  oleh  generasi  mendatang. (*/ADV)