Anggaran Kesehatan Terbatas, Dinkes Maksimalkan Pencegahan Penyakit

Kaltim, Kutai Timur1146 Dilihat

SANGATTA – Meskipun mendapat alokasi anggaran ratusan miliar rupiah, Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur (Kutim) dr. Bahrani Hasanal mengakui bahwa jumlah tersebut masih belum mencukupi. Hal ini dikarenakan banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi, seperti pembangunan infrastruktur kesehatan, penanggulangan berbagai penyakit, dan upaya pencegahan penyakit.

Untuk memaksimalkan penggunaan anggaran yang ada, Dinas Kesehatan Kutim meluncurkan gerakan CERDIK, yaitu singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, Kelola stress, bijak menggunakan garam, gula dan gorengan. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit, sehingga dapat mengurangi beban biaya pengobatan di masa depan.

Bahrani menjelaskan bahwa meskipun UU mengamanatkan anggaran kesehatan minimal 10% dari APBD, namun dengan berbagai kebutuhan yang harus ditangani, termasuk penyakit menular seperti HIV/AIDS, TBC, dan Malaria, serta penyakit tidak menular lainnya, jumlah tersebut masih belum optimal untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal bagi seluruh masyarakat.

“Kalau dikatakan 10% itu cukup, belum. Tapi kami selalu berusaha memaksimalkan anggaran yang ada, melalui pencegahan penyakit, melalui gerakan CERDIK ini. Jadi masih banyak kurangnya,” ujarnya.

Selain untuk program pencegahan penyakit, dana 10% dari APBD tersebut juga digunakan untuk pembangunan infrastruktur kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas. Saat ini, Kutim baru memiliki Rumah Sakit Tipe D di Sangkulirang dan Muara Bengkal. Diharapkan pada tahun depan, pembangunan rumah sakit juga akan dilakukan di Muara Wahau.

“Masyarakat kita di kecamatan ini masih sulit mengakses rumah sakit, karena jauh,” kata Bahrani.

Dinas Kesehatan Kutim terus berupaya untuk meningkatkan alokasi anggaran kesehatan dari pemerintah daerah. Selain itu, mereka juga mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga kesehatan dan memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia. Dengan upaya bersama, diharapkan kualitas kesehatan masyarakat di Kutim dapat terus meningkat. (J/ADV)