Harga Pisang Petani Di Kutim, Tertekan Biaya Transportasi

Kaltim, Kutai Timur1457 Dilihat

Sangatta, – Biaya transportasi menjadi faktor utama yang menekan harga pisang di tingkat petani di Kutai Timur (Kutim). Hal ini disampaikan oleh Ketua Koperasi Bina Taruna Mandiri, Priyanto, kepada media belum lama ini.

Menurut Priyanto, harga pisang saat ini hanya mencapai Rp 7.000 per sisir. Harga tersebut terbilang rendah karena tingginya biaya transportasi dari kebun ke pinggir jalan yang masih berupa jalan tanah dan sulit dilalui kendaraan.

“Kalau jalan untuk pengangkutan keluar kebun sudah bagus, pengiriman bisa lewat Pelabuhan Maloy, margin harga bisa untuk petani. Artinya, harga bisa naik di tingkat petani, dari harga hari ini Rp 7.000 jadi Rp 10.000 per sisir,” jelas Priyanto.

Priyanto menambahkan, jika pengiriman pisang dapat dilakukan melalui Pelabuhan Maloy, maka biaya angkut dari Kutim hingga ke Surabaya dapat ditekan. Hal ini akan berimbas pada kenaikan harga pisang di tingkat petani.

Koperasi Bina Taruna Mandiri sendiri telah mengekspor ribuan ton pisang Gepok jenis Grecek ke berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, Iran, Pakistan, dan Amerika Serikat. Ekspor dilakukan secara rutin.

Koperasi ini tidak hanya sebagai pengumpul pisang Gepok, tetapi juga secara mandiri membudidayakan tanaman Pisang Gepok Grecek untuk dikelola dan dipasarkan. Koperasi ini juga bekerja sama dengan petani di luar anggota mereka untuk membantu memasarkan dan mengembangkan pisang mereka. (*/ADV)