TERASKALTIM.ID, SANGATTA. Keterwakilan perempaun di DPRD Kutim baru sekitar 12 persen. Untuk memenuhi kuota sekitar 30 persen, menurut wakil Ketua DPRD Kutim Asti Mazar, maka perempuan harus berani, perempuan harus bisa teriak, percaya diri, menyuarakan bahwa perempuan itu bisa .
“jangan selalu berfikir bahwa perempuan itu dibawa laki-laki. Kalau itu yang terjadi, maka perempuan tidak akan maju-maju. Karena itu, sosialisasi tentang perlunya pendidikan politik bagi perempaun itu harus selalu dilakukan tiap tahun, agar bisa mengubah pola pikir perempuan untuk terjun ke dunia politik ,”jelas Asti, usai mengikuti sosialisasi pendidikan politik, yang adiadakan Dinas pemberdayaan Perepuan dan Anak , Kamis (2/11) .
Dan untuk ke depan, terutama pada pemilihan legislative tahun 2024, menurut Asti, untuk memenuhi kuota keterwakilan perempuan di Parlemen kutim, seharusnya perempaun itu bersatu, pilih perempuan. “Harusnya perempuan pilih perempuan. Hanya saja, memang masalahnya perempuan kadang tidak percaya perempuan sebagai wakilnya,” katanya.
Padahal, kalau perempuan memilih perempuan, perempuan terpilih, maka maka perempuan bisa lebih kencang memperjuangkan kepentingan perempuan di parleman.
“Contohnya, kegiatan sosialissi pendidikan perempuan. Ini kegiatan semacam ini, mungkin tidak akan pernah diperjuangkan, kalau bukan perempuan yang perjuangkan. Karena memang kepentingan perempuan, yak permpuan yang perjuangkan,” katanya.
Karena itu, untuk kemajuan perempuan, maka pendidikan perempuan, khuanya pendidikan politik itu akan dilakukan terus menerus, menjadi agenda tahunan.