TERASKALTIM.ID, SANGATTA. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Jimmy mengakui, jika Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) merupakan instansi yang tidak kerja sendirian namun selalu melibatkan instansi lain, seperti Dinas Kesehatan , Dinas Sosial dan berbagai dinas terkait.
Sebab, paska kejadian, seperti misalnya banjir, atau kebakaran maka Dinas Kesehatan pasti ikut turun tangan menangani masalah kesehatan masyarakat. Ada Dinas social menangani dampak social akibat banjir atau kebakaran , ada konseling bagi korban dan berbagai dampak lain. Jadi akibat dari paska bencana itu akan dikerjakan dinas terkait lainnya.
“jadi BPBD ini koneksinya dengan dinas lain harus intens,” kata Jimmy kepada sejumlah awak media belum lama ini
Diakui, Kerja BPBD di Kutim cukup terbantu dengan adanya Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Reboisasi (DR) yang dikucurkan pemerintah pusat dengan nilai ratusan miliar rupiah dalam beberapa tahun belakangan ini, yang diperuntukan untuk pengadaan mobil pemadam kebakaran hutan dan berbagai peralatan panangulangan bencana lainnya.
Hanya saja, meskipun kendaraan pemadam sudah cukup memadai, namun tetap terbatas dengan kondisi wilayah Kutim yang cukup luas. Apalagi, mobilitas masih terbatas dengan infrastruktur jalan yang masih banyak rusak.
“Jadi kalau lokasi kebakaran hutannya tidak terjangkau mobil, tentu harus membutuhkan selang yang panjang. Untuk menarik selang ini juga pekerjaan berat. Belum lagi kalau sumber airnya jauh, ini akan menyulitkan pemadam. Karena itu, memang seharusnya yang utama adalah bagaimana masyarakat menjaga agar tidak terjadi kebakaran. Kita butuh kesadaran untuk menghindari kebakaran, karena akan menimbulkan dampak yang lebih besar,” Tuturnya (*/Jn/ADV)