TANJUNG REDEB. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Paser melakukan studi banding ke Berau, Kamis (18/11), dalam rangka mempelajari pengelolaan perpustakaan. Ini dilakukan karena Berau dalam 5 tahun terakhir, dinyatakan berhasil bahkan mencatatkan prestasi baik di level provinsi maupun nasional.
Rombongan dari Paser disambut oleh Plt Kepala Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Berau, M Hendratno, MH, AP beserta jajarannya. Rombongan dipimpin Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Paser H. M Yusuf Sumako, SH, MHum.
Dalam pertemuannya, selain berdiskusi tentang pengelolaan perpustakaan, rombongan juga meninjau perpustakaan di SMAN 7 Berau. Sebelumnya, sekolah tersebut meraih juara 1 lomba perpustakaan tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Juga, masuk dalam kelompok 10 besar tingkat nasional.
Kunjungan kerja juga meninjau pengelolaan perpustakaan di level kampung. Tepatnya di Kampung Pegat Bukur, Sambaliung. Pengelola perpustakaan di kampung tersebut sebelumnya meraih juara 1 lomba perpustakaan kampung tingkat provinsi, dan juara 1 tingkat nasional tahun 2020.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Paser mengaku mendapat banyak masukan serta informasi bagaimana perpustakaan di Berau bisa menjadi juara. Di antaranya juga dalam meraih akreditasi, jumlah judul buku yang dimiliki oleh perpustakaan, serta sistem yang digunakan yang sudah otomasi. Instrumen itulah yang harus dimiliki oleh perpustakaan sekolah maupun kampung
Pengelolaan perpustakaan di Berau juga telah merancang program unggulan yang dilaksanakan dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Hal yang juga sangat penting adalah tenaga perpustakaan yang terlatih, dan layanan perpustakaan yang sangat informatif menjadi tolok ukur penilaian. Selain itu, yang menjadi nilai tambah utama adalah inklusi sosial, di mana perpustakaan melibatkan individu atau kelompok masyarakat dalam melaksanakan program kerjanya.
Keberadaan teknologi yang terus berkembang muncul “jendela dunia” yang baru. Seperti; smartphone, laptop, serta gadget-gadget dan perangkat lainnya yang bisa dengan mudah menyimpan. Akan tetapi, kemudahan yang kita dapatkan dari teknologi hanya sebatas informasi yang dibutuhkan saja.
Tidak seperti buku yang ketika kita mencari suatu informasi pada buku, kita tidak hanya mendapat informasi yang kita inginkan, akan tetapi ada banyak informasi lain yang akan kita dapatkan darinya.
“Di sisi lain, membaca buku dapat membuat kita menjadi seorang yang lebih terbuka, imajinatif, dan kritis. Sehingga, kita tak mudah terprovokasi, serta menggugah rasa ingin tahu kita terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi,” katanya. (ADV)