Tingkatkan Kualitas Penyuluh KB, DP2KB Gelar Akselerasi Peningkatan SDM Yang Kompeten

Kutai Timur490 Dilihat

SANGATTA- Optimalisasi standar pelayanan bagi penyuluh KB dan bidan sangat penting. Karena berkaitan dengan usaha pencapaian kualitas SDM yang berkompeten dan berdaya saing.

“Apresiasi yang tinggi bagi DP2KB (Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) yang menyelengarakan kegiatan ini sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas dan kinerja para tenaga penyuluh KB dan bidan di fasilitas kesehatan dalam pengelolaan sekaligus mengevaluasi program KB di Kutim,” kata Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang saat membuka kegiatan Akselerasi  Peningkatan Program KB Melalui SDM yang Kompeten dan Berdaya Saing, di Hotel Victoria, Sangatta, Selasa (15/11/2022).

Kegiatan tersebut diharapkan dapat menyinergikan beberapa mitra kerja dalam program KB. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya perencanaan sebuah keluarga.

Pada kegiatan yang turut dihadiri Ketua Umum TP PKK Kutim Hj Siti Robiah tersebut, Kasmidi berpesan kepada para peserta, untuk mengikuti seluruh materi yang akan diberikan oleh narasumber dengan baik. Agar memiliki pengetahuan yang cukup dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai penyuluh masyarakat di bidang KB.

Dalam kegiatan ini, Wakil Bupati Kasmidi Bulang menyerahkan piagam penghargaan kepada beberapa peserta telah berhasil meraih prestasi dalam ajang Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor. Diantaranya Puskesmas Muara Bengkal yang berhasil meraih juara pertama kategori Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) tingkat Provinsi Kaltim. Selain itu ada penyerahan simbolis 2 unit kendaraan dinas bagi penyuluh KB di kecamatan.

Sebelumnya, Sekretaris Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kaltim Al Khafid Hidayat menyampaikan bahwa peningkatan akselerasi penyuluh KB dan bidan sangat mendukung tercapainya indikator utama BKKBN. Terutama target sasarannya adalah menurunkan angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR)

“Target sasaran strategis BKKBN yang pertama adalah menurunkan angka TFR pada 2021 dari target TFR 2,24 terwujud 2,24. Kedua adalah  peningkatan angka prevalensi kontrasepsi modern,” sebutnya.

Namun, sambungnya, pada 2021, target yang sebesar 62.16 belum tercapai dan baru terealisasi 57.0. Hal itu menurutnya terjadi karena dalam masa pandemi COVID-19, banyak keluarga yang takut berinteraksi secara langsung ke pusat pelayanan KB. Sehingga program KB tidak maksimal. Kemudian menurunkan angka kebutuhan KB, selanjutnya menurunkan angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun. Berikutnya meningkatkan Indeks Pembangunan Keluarga. Terakhir meningkatkan median usia perkawinan pertama perempuan.

“Saat ini 50 persen kawin pertama perempuan pada usia 20,7 tahun, seharusnya pada usia 22 tahun,” jelasnya.

Dia juga mengingatkan pentingnya pemutakhiran pendataan keluarga, sebagai dasar basis data.

Sementara itu, Ketua Panitia Mustika menyampaikan bahwa kegiatan ini berlangsung 15-17 November 2022 dan diikuti sebanyak 82 peserta. Bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kutim, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan juga Kodim 0909 Kutim. (ADV)