Sangatta – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) selain terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah, mulai dari batu bara, minyak dan perkebunan Kelapa Sawit, juga terkenal sebagai salah satu daerah di yang memiliki binatang buas yang hidup dialam liar seperti buaya.
Saat membuka Forum Group Discussion (FGD) pertama tentang laporan pendahuluan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) di Ruang Meranti beberapa waktu yang lalu, Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman mengaku jika Kabupaten Kutai Timur saat ini sudah dicap sebagai salah satu daerah di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang paling banyak buaya.
“Hampir semua sungainya ada buayanya, di Angkatan Laut’pun Ketika berbicara Kutai Timur pasti berbicara buaya,” Kata Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman
Menurut Ardiansyah Sulaiman sangat disayangkan jika nantinya kita ingin mengembangkan Pariwisata ternyata salah satu yang bisa menjadi ancaman bagi para wisatawan adalah buaya. Karena itu, dirinya berharap penangkaran buaya bisa masuk kedalam bagian rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah.
“Saya menyarankan supaya penangkaran buaya itu, masuk dalam salah satu destinasi Wisata, bukan hanya sekedar penyelamatan lingkungan, tapi wisata,” Ucap Ardiansyah Sulaiman
Oleh karena itu, beberapa waktu yang lalu dirinya berharap ada dua tempat yang bisa dijadikan lokasi penangkaran buaya di Kutai Timur, yakni di Muara Bengalon dan Kenyamukan.
“yang memungkinkan itu ada di Muara Bengalon, dan ada di Kenyamukan, yang muda terintegrasi dengan tempat wisata. Kalau di muara bengalon dekat dengan pantai sekrat kalau di keyamukan dekat dengan pantai kenyamukan,”Tutupnya (ADV/TK)