20 Paket Pekerjaan di Distanak Terancam Tidak Bisa Dilaksanakan

Kaltim, Kutai Timur661 Dilihat

Sangatta – Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengaku ada sekitar kurang lebih 20 paket pekerjaan terancam tidak bisa direalisasikan lantaran berada di wilayah Perkebunan Kelapa Sawit. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Dyah Ratnaningrum saat berlangsungnya coffee morning di Ruang Meranti beberapa waktu yang lalu.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Dyah Ratnaningrum, untuk Tahun ini, ada kurang lebih 100 paket pekerjaan di instansi yang di pimpinnya, namun yang menjadi kendala adalah masalah Jalan Usaha Tani.

“Jalan Usaha Tani ini ada 76 paket pekerjaan, dari 76 paket itu ada 20 paket yang tidak bisa kami laksanakan karena berada di wilayah Perkebunan Kelapa Sawit,” Kata Dyah Ratnaningrum

Karena Jalan Usaha Tani tersebut berada di wilayah Perkebunan, dan bukan merupakan kewenangan Dinas Pertanian dan Peternakan, sehingga pihaknya mengaku tidak bisa melaksanakan paket pekerjaan tersebut.

“hal ini sudah disampaikan kepada para pemilik aspirasi. Sebenarnya tahun lalu juga sudah kami sampaikan. Kami mohon kepada Bappeda nantinya jika ada aspirasi ke OPD kami bisa dipilah-pilah pak, mana jalan usaha tani yang masuk pertanian dan mana yang masuk perkebunan,” Mintanya

Selain itu, jika di total secara keseluruhan, dengan APBD Perubahan Tahun, ini jumlah paket pekerjaan jalan usaha tani di Dinas Pertanian dan Peternakan lebih dari 100 paket pekerjaan.

“dan ada beberapa setelah kami cek kelapangan dan kami ambil titik kodinatnya masuk ke dalam kawasan. Sehingga kami juga tidak berani untuk melakukan,”Ungkapnya

Kemudian masalah berikutnya adalah masalah proposal. ” Nah kami mengusulkan disini pada saat dilakukan penyaringan di Bappeda, kami mohon yang aspirasi, langsung di barengi dengan proposalnya. Karena untuk murni saja sampai dengan bulan september ini saja. Kami sudah berkali-kali mendatangi kelompok dan sebagainya proposalnya belum sampai ke kami pak. Padahal pada saat dilakukan pemeriksaan dari BPK, yang ditanyakan duluan adalah proposal dari kelompok taninya. Rata-rata aspirasi itu, proposalnya yang terhembat. Kami sudah bersurat resmi maupun melakukan pendekatan secara langsung,” Beber Dyah Ratnaningrum saat berlangsungnya coffee morning

Karena itu, pihaknya memohon kepada tim anggaran Pemkab Kutim yang berkaitan dengan Aspirasi, terlebih dahulu harus memiliki proposal sebelum di terima. “Yang tidak ada proposalnya benar-benar menyulitkan pak, ini, 20 paket pekerjaan di Dinas Pertanian tidak bisa direalisasikan.” Tutupnya (TK)