SANGATTA. Warga Desa Rantau Panjang, Keamatan Telen, meminta agar pemerintah memfasilitasi agar listrik PLN, bisa menjangkau desa mereka. Pasalnya, mereka kini hanya menggunakan genset pribadi, karena genset desa, sudah terbakar sekitar enam bulan lalu.
Permintaan ini diuangkapkan masyarakat Rantau Panjang Saat Anggota DPRD Kutim asal Partai i Gerindra, melakukan reses ke lokasinya. “Saya sudah melakukan reses ke empat lokasi di Dapil tiga. Bahkan, saya masih akan lakukan reses ke Busang, meskipun hanya diwajibkan tiga kali,” katanya.
Diakui, dalam reses di Desa Rantau panjang, Kecamatan telen, warga mengusulkan agar pemerintah pada tahun akan datang memasukkan usulan prioritas, sambungan listrik PLN ke desa mereka. Sebab genset desa yang melayani mereka selama ini, sudah terbakar. Sementara masyarakat sangat terbebani jika menggunakan genset pribadi. Apalagi, dengan harga BBM yang terus naik, ini akan membuat beban ekonomi makin berat.
“Jadi sambungan PLN ini jadi usulan prioritas mereka. Karena BBM sudah makin naik, masyarakat tidak kuat membali BBM lagi. Sebelum genset desa rusak, pun sebenarnya beban warga cukup tinggi. Sebab kalau gunakan 2 amper, bayar 250 ribu. Pakai 4 ampere, bayar Rp500 ribu. Itupun hanya melayani masyarakat mulai pukul 18.00 wita hingga pukul 23.00 wita. Dengan terbakarnya genset desa itu, maka mereka gunakan genset pribadi.
Selain masalah listrik, warga Desa Rantua Panjang Juga minta agar pemerintah membangun jalan tani, di desa mereka. Termasuk, masalah kebun sawit mereka, agar bisa difasilitasi, karena banyak yang tumpang tindih dengan kebun HGU, ataupun masuk dalam kawasan hutan.
“Harapan mereka, agar masalah ini diselesaikan. Sebab, petani mau lari kemana lagi, kalau kebun mereka bermasalah. Sementara lahan sudah dikuasai oleh perusahan. Kebun yang mereka tanami sawit saat ini hanya untuk bertahan hidup lagi, bukan untuk meningkatkan taraf hidup. Karena itu pemerintah harus turun tangan membantu mereka agar bisa memiliki legalitas lahan yang mereka gunakan untuk berkebun,” kata Yan.
Menurut Yan, petani sawit juga berharap agar pemerintah bisa memfasilitasi masalah harga TBS. Sebab harga TBS saat mkin turun, sehingga menyulitkan bagi petani. (j/TK/ADV)