Sangatta – Meski Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sangat terkenal dengan kekayaan sumber daya alam yang di milikinya, mulai dari batu bara, migas serta kelapa sawit. Namun persoalan bahan bakar minyak (BBM) seakan tidak ada habisnya.
Akibatnya pemandangan orang mengantri berjam-jam setiap harinya, hanya untuk mendapatkan bahan bakar minyak seperti solar dan Petralite, seakan-akan sudah seperti pemandangan biasa bagi warga di Kota Sangatta.
Menyikapi hal itu, Sekertaris KNPI M. Kahiruddin mengaku cukup prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini. “Tiap hari orang pada ngantri berjam jam lamanya untuk mengisi solar dan bensin, syukur kalau dapat bahkan ada yang sampai tak dapat,” Kata M Kahiruddin dalam pres rilisnya kepada media ini, Rabu (22/6/2022)
Ia pun mempertanyakan terkait stok BBM yang ada di Kota Sangatta, yang kerap cepat habis. Sehingga membuat sejumlah warga dengan terpaksa harus membeli BBM dengan harga yang lebih tinggi di pengecer.
“Tapi ironinya di tempat-tempat penjual eceran pada numpuk, pada prinsipnya sih tidak menyalahkan mereka para pedagang eceran namun controling dari Dinas terkait dan Pemerintah dimana,” Tanya M Kahiruddin
Karena itu menurut M Kahiruddin hal itu sama seperti memaksa rakyat untuk membeli BBM di tempat eceran dengan harga yang lebih tinggi.
“Para pelaku usaha perminyakan atau para pemilik tempat pembelian bensin yang resmi ini melalui pom- pom jangan sampai malah menyalahi asas dan manfaat kehadirannya buat rakyat,” Terangnya kepada media ini
Selanjutnya ia pun juga mempertanyakan dan meminta peran wakil Rakyat dari Kaltim, di DPR -RI terutama yang duduk di Komisi VII untuk tidak tinggal diam melihat persoalan yang dialami warga Kaltim, khususnya di Kutim. Terlebih Kabupaten Kutai Timur juga sebagai salah satu penghasil migas di Kaltim.
“Apakah harus diam saja melihat rakyat mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bensin dengan harga lebih mahal,” Terangnya
Tak hanya itu, menurut Kahiruddin yang memiliki kewenangan terkait itu, juga diminta untuk tidak tinggal diam dan membiarkan hal yang seperti itu terus terjadi. “Khususnya ini terjadi di jalan protokol antrian mengular dan razia atau pengawasan terjadi seperti musiman tidak ada efek dari peran aparat,” Bebernya
Oleh karena itu, menurut M Kahiruddin niat baik pak Presiden bicara satu harga jadinya sia2 dan tak bermanfaat buat rakyat.
“Pesan ini buat Presiden yang datang ke Kaltim dan perlu melihat Kutim sumber energy tapi masyarakatnya masih mengatri BBM dan mafia BBM masif beroperasi. Kasian masyarakat jika seperti ini.” Tutupnya (*/TK)