Fraksi Kebangkitan Indonesia Raya Apresiasi Capaian Pemerintah Tahun 2021

SANGATTA. Fraksi Kebangkitan Indonesia Raya yang terdiri dari Partai Kebangkitan bangsa dan Partai Gerindra DPRD Kutim, mengatakan mengapresiasi  capaian pemerintah Kutai Timur atas capain pelaksanaan APBD 2021 lalu. termasuk capaian pendapatan asli daerah (PAD) yang melampaui taget yang telah ditetapkan. Meskipun demikian  dalam pandangan yang dibacakan dr Novel Tyty Paembonan , fraksi ini meminta agar  dalam pengelolaan keuangan diberengi dengan pengelolaan belanja lebih efektip,  agar terjadi pemanfaatan  untuk kesejahteraan warga Kutim.

Karena itu,  fraksi  ini memberikan beberapa catatan pada pemerintah  dengan harapan agar   apa yang telah dicapai,  ditingkatkan  lagi  dengan membuat  target yang masksimal dengan, terutama pendapatn asli daerah  dengan menggali secara kreatif dan inofatif sumber  – sumber pendapatan melalui potensi  daerah yang ada.

“Mengharapkan pemerintah agar  konsinten dengan rencana RPJMD dan memprioritaskan penyerapan anggaran yang lebih tepat, cepat dan terpadu dengan program yang  berpihak pada kepentingan masyarakat,” kata Novel, dalam Paripurna  dipimpin Ketua DPRD Kutim Joni serta dihadiri  Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang.

Disebutkan, dalam membuat laporan  keuangan, pemerintah daerh telah menyusunnya  berdasarkan peraturan perundang undangan yang ada.  Laporan  tersebut sebagai intrumen pertanggunjawab kepala daerah  dalam pelaksanan pembangunan selam tahun 2021, serta sebagai informasi pengelolaan keuangan daerah.

Dimana dari penjelasan tantang realisasi anggaran yang berakhir  31 Desember tahun 2021,  lapran telah disusun berdasarkan standar akutansi  pemerintahan, laporan realisasi anggaran meliputi reaslisasi  pendapatan, realisasi belanja dan pembiayaan yang  telah disampaikan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman  beberapa waktu lalu. Diman pendapat terdiri dari  PAD, pendapatn transfer dari pusat,  dan lain pendapatan sah. Sementara  belanja, terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja  tak terduga,  belanja tranafer serta pengeluaraan penbiayaan.

Selain laporan, juga disertai dengan neragca daerah  yang merupak laporan  pertanggunjawaban kekayaan daerah  yang tidak tergambar dalam laporan relisai anggaran berupa aset, aset tetap, kewajiban. Dimana ada kewajiban  Rp 98 miliar, terdiri dari  pendapat diterima di muka Rp692 juta, Utang belanja Rp 12 miliar utang jangka pendek Rp85 miliar,  serta nilai ekuitas Rp9,9 Triliun. (*/tk/adv)