SANGATTA. Camat Sangatta Utara Hasdiah Dohi, Camat Sangatta Selatan Vita Nurhasana serta lurah dan kades kedua kecamatan mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPRD Kutim. Rapat dipimpin Ketua DPRD Kutim Joni. Camat, Lurah dan Kades datang membawa persoalan penanganan banjir yang terjadi di Kutim Maret lalu, termasuk yang kini kembali mengintai kedua kecamatan tersebut, yang dianggap penanganannya kurang memuaskan bagi masyarakat. Selain itu, mereka berharap agar pemerintah bisa mengantisipasi banjir yang akan terjadi ke depan, agar tidak terjadi lagi.
Dalam kesempatan itu, Lurah Teluk Lingga Noorma S.STP dengan tegas menuduh penyebab banjir Sangatta terjadi, kususnya di Teluk Lingga akibat pembangunan drainase yang tidak terkoneksi. Ini dapat dilihat di Jalan Dayung, saban hujan pasti akan terjadi banjir karena memang drainase yang ada tidak terhubung dengan Polder Ilham Maulana, yang seharusnya digunakan sebagai penampungan air saat banjir.
“Tiap tahun, setiap kali musrembang, kami usulkan tapi selalu dicoret. Padahal, usulan kami itu selalu masuk sebagai program prioritas. Ke depan, tolong bapak-bapak di DPRD agar masalah konektifitas drainase ini dimasukkan dalam program prioritas pembangunan,” harapnya.
Lurah juga menyoroti kurangnya perhatian pihak terkait delam pemberiaan izin mendirikan bangunan. Dimana sebagian daerah resapan air sudah jadi pemukiman. Padahal, seharusnya lokasi-lokasi itu tidak boleh ada pemukiman.
“Ini harus jadi perhatian pihak berwenang. Harus tegas, kalau memang tidak untuk pemukiman, jangan kasi izin mendirikan bangunan,” katanya.
Bukan hanya Lurah, Ketua DPRD Kutim Joni pun mendukung pernyataan Lurah. “Kalau ada hujan, pasti Jalan Dayung itu bajir. Kalau saya lihat, yang jadi masalah karena lumpur di drainase itu sudah hampir rata dengan jalanan. Bahkan ada titik tertentu yang memang sudah tersumbat sama sekali, makanya memang jika hujan, tidak ada aliran air ke parit dekat polder.
“Saya saksikkan sendiri, di Jalan dayung dekat Jalan Yos Sudarso sudah banjir, tapi parit dekat polder, masih kering. Ini artinya air tidak jalan,” katanya.
Untuk itu, Joni meminta agar Dinas PU Kutim bisa melalukan pengerukan lumpur di drainase Jalan Dayung, agar tidak terjadi banjir lagi. (jn)