SANGATTA. Pemerintah Kutai Timur bersama dengan pihak terkait menyepakati pembatasan harga gas elpiji 3 kg, berdasarkan jauh dekatnya kecamatan. Pembatasan harga ini dilakukan karena harga gas subsidi tersebut ternyata sudah terlalu mahal, terutama di kecamatan yang jauh. Dimana dari data yang ada, tercatat harga kini sekitar Rp30 hingga Rp50 ribu.
Tingginya harga ini terungkap dalam rapat dipimpin Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang, didampingi Kadisperindag Kutim Zaini, dihadiri pihak terkit seperti jajaran kepolisian TNI serta asosiasli agen elpiji, di Ruang Rapat Ulin, Kantor Bupati Kutim, Senin (25/4).
Dari data yang dipaparkan Diseperindag, harga elpiji di Sangatta berkisar Rp30-32 ribu, sementara tertinggi di Busang Rp50 ribu lebih.
Terkait dengan lonjakan harga tersebut, Nasir, salah satu agen mengatakan pihak agen tidak berani menaikan harga yang telah ditentukan pemerintah. Dimana agen menjual ke pangkalan Rp18500 ribu, harga pangkalan seharusnya hanya Rp20500 sesuai dengan HET yang ditentukan pemerintah provinsi.
“kalau ditingkat pengecer naik, agen tidak tau, karena itu bukan rananya agen. Silakan pihak terkait melakukan pengawasan,” katanya.
Mengingat faktor tranportasi yang makin mahal, kemudian peserta rapat menyepakati agar harga dikendalikan di berbagai kecamatan sesuai dengan kondisi dan jarak yang jauh dari kota Sangatta, dimana gas tersebut diambil pengecer dari agen.
Untuk itu, untuk peserta rapat menyepakai harga tertinggi di Kota Sangatta, Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, senilai Rp23 ribu. Untuk Bengalon dan Rantau Pulung, disepakati harga Rp25 ribu, , Sementara Kecamatan kaliorang, Sangkulirang, Kaubun dengan harga Rp27 ribu. Sementara Karangan dangan harga Rp30 ribu, Sandara Rp32 ribu. Batuampar, Kombeng, Wahau, Long Mesangat, Muara bengkal Rp27 ribu, sedangkan Kecamatan Busang Rp35 ribu.
Usai rapat, Kasmidi Bulang kepada wartawan mengakui jika dalam rapat tersebut diketahui jika ketersediaan pasokan gas, cukup. Sebab ternyata ada pasokan tambahan bagi tiap agen sebanyak 1200 tabung, sehingga tidak ada kekhawatiran kelangkaan gas menjelang lebaran.
Hanya saja, dalam rapat ini terungkap kalau harga gas elpiji 3 kg, kini gila-gilaan, melampaui harga eceran tertinggi.
“Untuk itu, kita akan batasi, kita hanya toleransi Rp2000 hingga Rp3000,” katanya.
Untuk mematau harga elpiji tersebut, Kasmidi mengatakan harga kesepatan tersebut langsung diserahkan ke para camat, kades, untuk dasar mereka mengecek harga di pengecer di tempat mereka. Kalau harga lebih dari yang disepakati, maka pengecer itu harus ditelusuri dari pangkalan mana dia ambil.
“pangkalannya yang akan kita tegur. Dengan cara itu, maka tentu pangkalan tidak perlu memberikan lagi gas pada pengecer tersebut untuk jualan. Jadi sanksinya, kalau menaikkan harga lebih dari yang telah ditentukan maka otomatis nanti tidak boleh lagi jualan gas ,” kata Kasmidi (jn)