Banjir Buat Kemacetan Total Dipintu Masuk Kota Sangatta

SANGATTA. Meskipun longsor di km 8, arah Sangatta – Botang telah diperbaiki Minggu (20), namun kemacetan tidak bisa dihindari. Terutama di km 1, dekat Terminal, pintu masuk Sangatta hingga bundaran Patung Singa sangatta lama. Dimana disana terlihar ratusan kendaraan dari berbagai ukuran menumpuk tidak bergerak karena macet. Bahkan hingga pukul 12.00 Wita Senin (21/3), penumpukan kendaraan yang ingin keluar Sangatta masih belum bergerak, termasuk kendaraan yang akan masuk Sangatta, juga belum bisa gerak.

Leo (35), warga Muara Wahau, yang mengaku hendak ke Samarinda. Mengaku sudah tiga hari tertahan di Sangatta, gara-gara banjir. Melihat kondisi belum terurainya kendaraan, dia mengaku belum tau kapan bisa keluar dari Sangatta, untuk melanjutkan perjalanan ke Samarinda.

“Saya sudah tiga hari di sini. Tidak bisa keluar, karena banjir , mecat, termasuk longsor,” katanya.

Dari pantauan wartawan, kemacetan disebabkan dua hal. Pertama, karena di km 1, banjir masih tinggi, sekitar 70 cm sehingga mobil kecil, tidak bisa melintas. Meskipun tidak bisa melintas, para sopir tetap memaksakan diri masuk sekitar lokasi, dengan parkir sembarangan, sehingga kendaraan besar yang seharusnya bisa menerobos banjir, ikut macet berhari-hari.

Masalah kedua yang membuat macet, karena ujung jembatan kembar sebelah utara, tergerus air, sehingga amblas. Akibatnya, dari dua jembatan itu, hanya satu yang dapat difungsikan. Akibatnya, terjadi penumpukan kiri kanan jembatan yang tidak terurai.

Namun, Kapolres Kutim AKBP Welly Djatmoko usai melakukan peninjauan lokasi banjir, pihaknya telah mengurai kemacetan.

“Satlantas pelan-pelan mengurai kemacetan. Diharapkan, kalau air bisa cepat surut, maka lalulintas juga bisa terurai dengan cepat,” harap Kapolres.

Meskipun banjir kali ini cukup tinggi, bahkan di beberapa lokasi banjir ketinggian air hingga mencapai 1,5 meter, namun diakui belum menerima laporan adanya korban jiwa.

“Memang Sabtu ada korban jiwa, tapi itu karena pengidap penyakit epilebsi. Dia jatuh, meninggal. Itu saja yang korban. Tapi yang murni korban banjir, belum ada,” katanya. (jn)