Sangatta – Meski kondisi perekonomian secara makro saat ini terbilang lesu akibat pandemi Covid-19. Nampaknya hal tersebut tidak begitu berpengaruh terdapat para Pembudidaya Ikan tawar, yang terus menawarkan keuntungan tersendiri bagi para pengelolanya.
Seperti yang dirasakan oleh Kelompok Pembudi Daya Mina Rejo, Kecamatan Sangatta Selatan yang tetap menghasilkan keuntungan dan tak mati digempur lemahnya kondisi ekonomi saat ini.
Ketua Kelompok Budi Daya Ikan Mina Rejo, Sukir, mengatakan puluhan kolam yang saat ini dikelola berisi tebaran bibit ikan lele jenis Sangkurian sebanyak 100.000.
“Kelompok dan usaha ini didirikan sejak tahun 2019. Potensi ekonominya cukup menjanjikan. Karenakan permintaan ikan lele di Kutim cukup besar,” kata Sukir saat dikunjungi Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Balikpapan dan Dinas Kelautan Perikanan Kutim, Senin (7/3/2022).
Potensinya semakin menjanjikan karena secara ekonomi ternyata pembudidaya dan produksi dari ikan lele di Kutim masih terbatas. Belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah ini. Sebab sekitar 80 persen disuplai dari luar Kutim.
Perkembangan budidaya ikan air tawar ini pun mendapat perhatian dari pemerintah. Khususnya Pemkab Kutim melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Melibatkan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Balikpapan untuk melakukan peninjauan.
Dari jajaran DKP dipimpin Kasi Sarana Prarasana Budidaya Ikan Jayadi, beserta staf. Ada pula PPL dari Kementerian Perikanan Kelautan Johan, Nurdiana, Juliardi dan Neli Syafitri. Dari BKIPM Balikpapan dipimpin Abbas dan Ny Ari. Mereka datang untuk mengambil sampel ikan sekaligus mengecek kualitas air di kolam budi daya ikan.
“Untuk mengetahui jenis penyakit (ikan) dan cara pengendaliannya. Sehingga kualitas produksi ikan lele yang dihasilkan semakin baik dan akhirnya bisa menopang kebarhasilan pelaku budidaya ikan di Kutai Timur,” jelas Abbas dari BKIPM Balikpapan.
Johan, PPL dari Kementerian Perikanan Kelautan menjelaskan, ke depan pihaknya melibatkan PPL yang ada akan melakukan pendampingan dan pembinaan.
“Tentunya dengan dinas terkait (dilingkup Pemkab Kutim) lainnya, demi meningkatkan produksi ikan air tawar di Kutai Timur. Sehingga bisa menghasilkan produksi yang lebih maksimal,” kata Johan.
Kunjungan hari itu tak hanya di lokasi budi daya ikan milik Kelompok Tani Mina Rejo saja, namun juga Kelompok Pasukan, Sumber Makmur, Karya Cipta dan Atmaja. Dari hasil kunjungan ini, jajaran DKP Kutim berencana menindaklanjuti dengan program kerja yang bertujuan mendukung. Agar kelompok pembudi daya ikan, khususnya ikan air tawar di Kutim semakin berkembang.