SANGATTA. Melihat tingginya investasi yang masuk di Kutai Timur, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman yakin salah satu visi misinya akan tercapai, dalam masa kapemimpinannya. Meskipun ini masih menggunakan ilmu ‘kirologi’ ilmu kira-kira, namun jika melihat data dari Badan Koordinasi penanaman Modal (BPKM), maka dia yakin janji membuka lapangan kerja sebanyak 50 ribu, sesuai visi misinya dalam lima tahun, akan tercapai.
“Tahun lalu, investasi masuk ke Kutai Timur , berdasarkan data BKPM Rp9 triliun, ini sanggup membuka lapangan kerja sebanyak 11 ribu orang. Kalau dalam beberapa tahun de kedepan, terealisasi investasi BJIP senilai Rp26 triliun, Kobexindo Rp16 triliun, maka diyakini mampu membuka lapangan kerja sesuai visi misi bupati dan wakil bupati,” jelas Ardiansyah, saat sambutan dalam acara dialog dan konsultasi publik ”Tranformasi perkebunan berkelanjutan Kabupaten akutai Timur” di Hotel Royal Victoria, beberapa hari lalu.
Disebutkan, lompatan investasi yang terjadi tahun lalu dari Rp3 triliun tahun 2020 menjadi Rp9 triliun tahun 2021, tak lepas dari kondusifitas daerah ini. Untuk itu, dia berharap, agar camat dan seluruh masyarakat tetap menjaga iklim kondusif agar investasi terus mengalir ke Kutim.
Dari investasi yang masuk tahun lalu, diakui salah satunya yang paling tinggi adalah di bidang perkebunan. Untuk itu, Bupati mengarahkan seluruh pemangku kebijakan dan sejumlah peran lembaga swasta, untuk memaksimalkan kontribusi produksi sawit yang ada di Kutim.
Untuk menjamin aliran investasi ke Kutim, selain kondusifitas, diperlukan konektivitas yang baik di daerah-daerah untuk bisa menerima investasi besar. Karena Kutim memiliki keniscayaan fokus dalam perkebunan lanjutan, maka menurut Ardiansyah investasi ini menjadi hal yang harus ditingkatkan. Kemudian, hal yang harus diperhatikan adalah petani sawit agar dapat income atau pendapatan yang memadai.
“Tidak hanya dari sektor sawit namun juga dari kakao dan karet. Hasilnya pertumbuhan ekonomi dari masyarakat lewat pendapatan per kapita. Karena kita memiliki kemitraan dengan perusahaan. Mudah-mudahan konsep ini terus dilakukan,” harapnya.
Senada, Kepala Bidang Perlindungan Tanaman Disbun Kutim Didik Prayitno mengatakan, poin utama dalam kegiatan ini untuk mengapresiasi peran sinergitas Pemerintah Pusat dan Provinsi terhadap Kutim. Terkait upaya penyusunan rencana perkebunan berkelanjutan selaras dengan arahan pemerintah nasional.
“Tujuan utama implementasi perkebunan berkelanjutan agar Kutim menarik peluang investasi dengan format inovatif dan baru terwujud. Kemudian bebas konflik dan SDM, pentingnya hilirisasi produk dengan pemahaman pasar yang baik dan memasukkan hal tertulis yang disesuaikan lagi ke dalam dokumen,” katanya. (jn)