SANGATTA. Pelabuhan kenyamukan yang telah mangkrak selama beberapa tahun, karena persoalan jalan dan causeway yang belum tuntas pembangunannya, tahun depan dipastikan bisa selesai. Sehingga tahun 2023, dipastikan bisa beroperasi.
Kepastian akan selesainya masalah jalan dan causeway tahun depan dikatakan anggota DPR RI Irwan Peco, saat berkunjung ke Kutim Senin (20/12). Kepada wartawan, Irwan yang datang bersema rekan-rekannya dari komisi V DPR RI, mengakui, tahun depan akan ada anggaran APBN masuk untuk pembangunan jalan pelabuhan Kenyamukan, hingga causeway.
“Dari koordinasi yang kami lakukan dengan Kementerian, telah dianggarkan Rp227 miliar, untuk pembangunan jalan sepanjang 1,3 km tersebut. Anggarannya besar, karena lokasinya yang berlumpur, sehingga butuh kotruksi jalan pancang,” katanya.
Sementara itu, Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman, saat berdialog dengan anggota komisi V DPR RI, di Rauang Tempudau Kantor Bupati Kutim berharap, agar pembangunan jalan dan causeway Pelabuhan Kenyamukan itu bisa selesai tahun 2022. Sehingga operasional Pelabuhan kenyamukan bisa dilakukan tahun 2023.
Dalam kesempatan itu, Bupati yang didampingi beberapa Kepala Dinas, termasuk diantaranya Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan lain-lain mengatakan, pentingnya pelabuhan Kenyamukan bagi Kutai Timur, yang merupakan daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) nantinya. Pertama, dengan operasinalnya pelabuhan Kenyamukan, maka harga barang di Kutai Timur, akan bisa ditekan. Sebab, tentu tidak akan ada faktor biaya transportasi dari Balikpapan, Samarinda, ke Kutim yang selama ini dilakukan lewat darat. “Jadi biaya bisa dipangkas, sehingga harga bisa ditekan,” katanya.
Selain itu, jika pelabuhan ini telah beroperasi, maka jalan nasional Samarinda – Bontang- Sangatta, akan awet. Sebab semua kendaraat over load, pasti akan lewat laut semua, sehingga tidak akan merusak jalan nasional lagi. Dengan begitu, maka akan mengurangi biaya pemeliharaan jalan.
Sementara dari segi keamanan, jika pelabuhan ini operasional, maka pelabuhan ini bisa dimanfaatkan oleh Pangkalan Angkatan Laut untuk tambat kapal partoli laut mereka. “Kutai Timur ini punya kapal patroli yang dioperasian Lanal Sangatta. Tapi karena Kutim ini belum ada pelabuhan, kapalnya kini ditambatkan di Bontang,” katanya. (jn)