SANGATTA. Meskipun telah diresmikan Presiden Joko Widodo beberapa tahun lalu, namun hingga kini Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), belum juga beroperasi. Menurut Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman beberapa waktu lalu, lambatnya KEK Maloy beroperasi karena ada adminitasi Badan Pengelola KEK Maloy, yang belum selesai.
“Makanya, kita berharap masalah adminitrasi ini segera selesai, sehingga KEK Maloy, segera beroperasi. Kalau akhir tahun ini selesai, maka awal tahun depan, bisa beroperasi,” kata Ardiansyah Sulaiman beberapa waktu yang lalu
Diakui, pihaknya juga tidak bisa mengambil kebijakan sendiri, karena di Maloy itu ada anggaran provinsi masuk, anggaran pusat, masuk. Karena itu, nantinya tetap akan dikelola secara kolaborasi melalui Badan pengelola tersebut.
Menurutnya, jika masalah Adminitrasi Badan pengelola sudah selesai, maka beberapa perusahan yang hendak membangun perusahan di sana, bisa segera membangun.
Sebelumnya, Saiful Ahmad, dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMD-PTSP) Kutim menyebutkan sudah ada delapan perusahan yang masuk daftar perusahan yang akan melakukan investasi di KEK Maloy.
Diantaranya PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN Group), PT Gunta Samba Group, PT Anugerah Lestari, Indofood Groub, PT Toba Groub. Ada juga PT Barokah yang bergerak dibidang pencampuran biodisel dari bahan baku sawit.
Investasi yang akan menjadi sangat besar di Maloy nantinya adalah industri pencampuran minyak sawit dengan solar atau bio diesel. Sebab di Maloy nantinya, akan dikembangkan B30, B50 bahkan B100. Kalau ini sudah operasi, maka banyak manfaat yang didapat Kutim, terutama masalah penyaluran tenaga kerja.
Untuk memudahkan invetasi di Maloy, Pemkab Kutim berupaya memberikan kemudahan pengurusan administrasi serta izin usaha hingga memberikan insentif sewa lahan, meskipun sebenarnya sewanya sudah turun. Bahkan pihaknya terus melakukan upaya ‘jemput bola’ dan menawarkan segala fasilitas yang akan didapatkan oleh investor, demi meningkatkan investasi di daerah ini.
“Jadi Pemkab Kutim saat ini tidak lagi menunggu, tetapi posisi sekarang adalah menawarkan langsung ke calon investor. Nanti juga perusahaan akan kami undang agar kesulitan dan hambatan yang dihadapi akan kami selaraskan,” katanya.(jn)