SANGATTA. Dinas tenaga kerja dan transmigrasi (Disnakertrans) Kutai Timur mendapat tugas berat dari Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman. Disnaker diminta menceta 10000 tenag kerja tiap tahun. “Meskin bagi banyak orang itu impossible, namun bagi Kita itu Possible,” tegas Ardiansyah Sulaiman, saat membuka pelatihan yang dilaksanakan Dinas Pendidikan , di rumah makan Teras Belat, Jalan M Muis, Sangatta, dua hari lalu.
Dikatakan, jumlah ini tidak terjebak dengan jumlah lapangan kerja yang disiapkan melalui perusahan. Namun juga termasuk serapan tenaga kerja yang dihasilkan melalui pelatihan-pelatihan, yang membuat pesertanya menjadi mandidi atau mendiirikan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), atau membuka lapangan kerja sendiri bahkan termasuk orang yang dipekerjakan. Untuk itu, Disnaker harus catat, karena ini akan menjadi data catatan penting.
Untuk mendukung UMKM ini agar lebih mandiri, maka pemerintah akan membangun UMKM centre, yang pasti dibangun tahun depan di Jalan APT Pranoto. Meskipun ada masalah anggaran yang kecil, namun Ardiansyah memastikan itu akan dibangun tahun depan.
“Sesuai dengan rencana, dalam gedung UMKM ini akan menjadi bangunan multi fungsi. Mudah – mudahan ini bisa terbangun. Disana, nanti akan ada ada Mal Pelayanan Publik (MPP), line of produk UMKM atau alur pertemuan UMKM dan pembeli, dan diharapkan akan terjadi transkasi di sana,” katanya.
Bagi UMKM yang produknya memenuhi standar pasar global, segera berikan peluang, untuk menjual produknya ke pasar internasinal. Sebab, di Kutim ini terbukti sudah banyak produk UMKM yang bisa memasuki pasar global, yang dipasarkan oleh koperasi dari Kecamatan Kaubun. Misalnya, Amplang, sapu lidi dari Sawit, kripik singko ng, kripik ubi ungu, dan berbagai produk lainnya. “Saya berharap, akan makin banyak produk lainnya yang masuk pasar global, dengan adannya pelatihan yang terus dilakukan OPD,” harap Ardiansyah.
Diakui, meskipun telah mellaui pelatihan, seperti pelatihan pastry dan Bakery yang dilakukan beberapa hari, dengan bekerja sama dengan perusahan yang sudah profesinal, namun peserta tidak bisa langsung profesional. Pasti melalui cobaan. Untuk itu, perlu diberikan motifasi yang kuat. Jatuh bangun itu biasa. Tapi harus dilalui, agar sukses, karena yang sudah sukses juga pernah mengalami hal seperti itu,” katanya.
Dan Kepada Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), UMKM harus diberikan kemudahan usaha. Termasuk melalui dengan membuat Mal Pelayanan publik (MPP). Sehingga UMKM, tidak perlu kemana-mana, ijin bisa selesai dalam waktu cepat. Karena disana semua hadir, ada PU, ada Disperindag dan lainya, jadi ijin selesai melalui satu pintu.
“UMKM ini perlu dibantu, karena terbukti selama masa pandemi covid-19 Indonesia hanya UMKM yang bertahan. Jadi UMKM ini memberikan nilai tambah,” katanya.(jn)