SANGATTA. Dinas Komunikasi dan informatika akan mendapat suntikan program pemerintah pusat untuk mewujudkan program Kutim ‘medeka sinyal tahun 2022. Sebab program ini akan didukung proyek pemerintah pusat, melalu Kementerian Kominfo yang akan membangun 56 Base Transceiver Station (BTS) di wilayah Kutim. Terutama di lokasi-lokasi yang masih mengalami blank spot.
“Saat ini kan masih ada 37 desa yang masih belum terjangkau sinyal atau blank spot di 18 kecamatan. Jadi nantinya, daerah ini akan dibangun BTS, sesui dengan kebutuhan. Ada yang satu desa dibangun satu BTS, ada juga yang dibangun dua BTS per desa. Tergantung kebutuhan,” jelas Kepala Dinas Kominfo Kutim Ery Mulyadi, pada wartawan diruang kerjanya Selasa (16/11).
Karena jumlahnya ada 56 BTS, maka nantinya, bukan hanya untuk blank spot, tapi juga ada yang digunakan untuk penguatan sinyal, yang masih lema. “Jadi nanti, selain kita ada anggaran dari APBD untuk mengatasi masalah blank spot ini, juga ada dari pemerintah pusat.
Menurut Ery, program “Merdeka Signal” merupakan salah satu visi dan misi Pemkab periode kepemimpinan Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wabup Kasmidi Bulang, yang akan diselesaikan. Dimana dari 139 desa yang ada di Kutim saat ini, baru 102 desa yang terjangkau jaringan internet, atau 74 persen. Sementara 26 persen daerah yang masih blankspot atau 37 desa.
“Sesuai dengan program prioritas yang telah ditetapkan oleh Bupati dan Wakil Bupati, (Kutim Merdeka Signal) ini harus dilaksanakan,” katanya.
Menurutnya, program ini dilaksanakan secara bertahap. Sebab mulai dari APBD perubahan ini, memang sudah ada anggaran untuk mengatasi masalah ini. Dimana di APBD perubahan ini ada pengadaan V sat di 60 titik. Tahun depan, diharapkan akan selesai, karena ada pembangunan BTS ini, yang sudah akan dilaksanakan milai Februari. “Jadi sesuai target yang diberikan oleh Bupati dan Wabup, tahun depan seluruh desa yang tersebar di 18 Kecamatan sudah harus terjangkau layanan jaringan internet,” katanya (jn)