Sangatta – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim) mengakui belum mengetahui kapan puncak lonjakan kasus terkonfirmasi covid-19 di Kutim, karena pasien covid-19 masih terus bertambah.
Untuk itu, meskipun kini telah mengoperasikan dua rumah sakit untuk perawatan pasien covid-19, Dinas kesehatan juga masih melobi rumah sakit swasta lainnya untuk bersedia digunakan sebagai tempat perawatan pasien.
Kepala Dinas Kesehatan dr Bahrani Hasanal Dua rumah sakit yang saat ini melakukan perawanan pasien yakni RS Kudungga dan RS SOHC. Dari kedua rumah sakit ini, kapasitas tempat tidur sudah penuh 75 persen.
Untuk itu demi mengantisipasi lonjakan lebih lanjut, pihaknya telah melobi rumah sakit swasta yang ada, agar bisa dijadikan rumah sakit rujukan pasien covid. “seperti RS Pupuk sudah setuju, tinggal ada beberapa rumah sakit lain yang belum,” jelas dr Bahrani saat ditemui diruang kerjanya.
Bahkan, RS Sangkulirang juga kini disiapkan untuk perawatan pasien. Termasuk, kalau memang terpaksa, akan menggunakan Puskesmas untuk perawatan. “Semua skenario ini kami siapkan untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Diakui, yang jadi kendala saat ini adalah regulator. Sebab sangat terbatas, sehingga bisa jadi ada pasien yang seharusnya dirawat, tapi karena tidak ada regulator, jadinya tidak dirawat. Tapi sekarang masih diusahakan RSUD Kudungga untuk mendatangkan regulator oksigen, tapi mungkin dalam waktu dua minggu, baru datang.
“Sebenarnya, ada datang 100 buah, tapi salah ukuran. Makanya dikembalikan, dan mungkin baru dua minggu baru datang penggantinya,” katanya.
Untuk tabung gas oksigen, diakui dari hasil pengecekan yang dilakukan di distributor gas, ada 9000 buah yang ada. Yang terpakai 2000. Jadi aman, hanya kembali pada urusan regulator, kalaupun ada tabung oksigen tapi tidak ada regulator, tetap juga tidak bisa digunakan.