Sangatta…Kasus penularan wabah virus corona (Covid-19) di Kabupaten Kutai Timur kian hari terus mengalami peningkatan. Dari data Dinas kesehatan Kutim jumlah kasus covid-19 per hari senin (9/11/2020) jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sudah mencapai 1677 kasus, dirawat 527 kasus, sembuh 1128 dan meninggal dunia 48 kasus. Bahkan sekitar kurang lebih 60 persen kasus positif di Kutim disumbang dari sejumlah perusahaan pertambangan di Kutim.
Meyikapi tingginya kasus positif yang disumbang dari sejumlah perusahaan di Kutim, sekira pukul 14 ; 00 Wita siang tadi. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kutim, dibawah pimpinan Kodim 0909 Sangatta memanggil kurang lebih 15 perusahaan, untuk membahas lebih serius terkait pananganan covid-19 di Kutim.
Dalam rapat pembahasan pencegahan dan penaganan covid-19 yang dipimpin langsung oleh Dandim 0909/Sangatta Letkol Czi Pabate, diketahui dari sekitar 90 perusahaan yang ada, menyumbang kurang lebih 911 kasus yang dinyatakan positif terkonfirmasi covid-19, 319 kasus yang dirawat maupun melaksanakan isolasi mandiri dan 589 kasus dinyatakan sembuh.
“kalau kita pelajari dari data covid-19 di Kutai Timur inikan, dari awal sebenarnya kita sudah rendah. Tapi akhir-akhir ini mulai september hingga sekarang terus mengalami peningkatan dan seakan-akan tidak terkendali, menurut hemat saya ini harus di evaluasi kenapa bisa terjadi seperti itu, dan saya rasa jawabnya juga sudah kita ketahui bersama”. Beber Dandim 0909/Sangatta Letkol Czi Pabate usai memimpin rapat
Dijelaskannya adanya banyak hal yang menyebabkan mengapa Kabupaten Kutai Timur seakan-akan kasus covid-19 tidak bisa terkendali. Serta disisi lain, baik pihak perusahaan dan Pemerintah Juga begitu masif melakukan test covid-19 langsung ke sejumlah karyawan maupun masyarakat.
“Setelah ada hasil test dari hasil tersebut, kan sudah bisa di kategorikan mana yang terkonfirmasi dan mana yang tidak. Dan dari yang terkonfirmasi inipun juga masih dikategorikan mana yang dirawat dan mana yang di karantina. Nah yang menjadi persoalan adalah yang dikarantina, padahal 60 sampai 70 persen yang ada adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) dan dilakukan karantina secara mandiri dirumah masing”.Bebernya
Hal inilah menurut penilaian Dandim 0909 Sangatta salah satu celah atau yang berpotensi menambah kasus covid-19 di Kutim. “Karena yang OTG itu bisa saja tidak disiplin dalam menjalankan karantina secara mandiri, sehingga ada saat tertentu, pasien OTG tersebut berinteraksi dengan orang lain, akhirnya menularkan ke orang lain dan akhirnya tidak terkendali yang setiap harinya terus mengalami peningkatan”. Ucapnya
Untuk itu, menurut Letkol Czi Pabate saat berlangsungnya rapat pembahasan pencegahan dan penaganan covid-19 yang berlangsung di Kodim Sangatta, seluruh perusahaan yang ada sudah menyatakan komitmennya untuk tidak lagi melakukan karantina secara mandiri dan bahkan sepakat untuk melakukan karantina secara terpusat atau secara terpadu.
“jadi kedepan tidak boleh lagi ada karantina mandiri, tapi sudah karantina terpadu, artinya terkonsentrasi menjadi satu baik perusahaan maupun pemerintah daerah”. Jelasnya (TK/j)