Setelah Di Tunjuk Jadi Pjs Bupati, Jauhar Mengaku Sedih Lihat Masalah di Kutim

Kutai Timur455 Dilihat

Sangatta…Setelah resmi di kukuhkan menjadi pejabat sementara (Pjs) Bupati Kutim pada 26/9/2020 lalu. Hari pertama masuk bekerja Asisten 1 Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim Jauhar Efendi langsung menggelar acara coffee morning yang di hadiri langsung oleh sejumlah pimpinan OPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur.

Ditemui usai menggelar acara coffee morning Pjs) Bupati Kutim Jauhar Efendi mengaku jika saat ini dirinya tengah mengimpentarisir sejumlah permasalahan yang ada di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemkab Kutim.

Dalam pertemuan tersebut, menurut Jauhar ada beberapa hal yang di temukannya. “Ada beberapa hal yang kita temukan, pertama terkait prioritas kebijakan anggaran, yang kedua terkait asset daerah, misalnya ada kendaraan yang masih di kuasai oleh seseorang yang sudah pensiun, dan ini harus kita tertibkan kemudian nanti setelah kita tarik, baru kita bagikan kepada OPD yang memang memerlukan yang selama ini tidak di dukung kendaraan operasional”. Jelasnya

Menurut Jauhar dalam waktu dekat Pemkab Kutim tidak akan mungkin mengadakan pengadaan baru kendaraan, karena masih dalam situasi covid-19 dengan kondisi anggaran yang serba terbatas.  “Kami juga berfikir bagaimana tenaga honorer ini, itu masih sangat rendah. Itu juga yang harus kita pikirkan. Bagaimana kita upayakan agar ada peningkatan.  Tentu itu nanti di 2021 lah ya, kalau di 2020 sudah tidak bisa lagi, karena waktunya sudah mepet”. Bebernya

Selain itu, setelah dirinya mendengarkan berbagai informasi dari sejumlah OPD, Jauhar Efendi mengaku sangat sedih karena amanah yang diberikan kepadanya cukup berat. “karena bagimanapun amanah ini berat, saya nanti dimintai keterangan nanti di akhirat, artinya dalam waktu dekat harus kita lakukan, suka tidak suka harus kita lakukan”. Ucapnya kepada sejumlah awak media.

kata Jauhar, ada tiga hal penting yang akan dilakukannya. Pertama, memastikan penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan lancar. Kedua, memfasilitasi pelaksanaan Pilkada Kutim, termasuk menjaga netralitas ASN. Ketiga, sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19, harus mampu mengendalikan penyebaran Covid-19.

“ini rapat saya masih tunda, nanti dilanjutkan lagi. Terpaksa saya skorsing nanti saya sambung lagi, tapi permasalahan ini masih banyak. Saya juga minta dukungan dari kawan-kawan media bagaimana supaya pilkada ini sejuk, kita ini damai, pelaksanaan pilkada berjalan lancar dan tidak ada konflik”. Imbuhnya

Lebih lanjut, Taknya hanya gaji honorer yang membuat dirinya sedih, melainkan ada beberapa hal yang membuat dirinya sedih meliha kutim. Seperti kekurangan anggaran disetiap kecamatan yang begitu kecil, yang merupakan salah satu garda terdepan.

“Saya dulu 23 tahun menjadi camat, jadi saya tahu betul apa yang harus dilakukan camat. Artinya perlu dukunganlah, bagaimana visi misi ini bisa tercapai. Serta tadi saya dapat laporan juga satu bidang, tidak ada anggarannya. Lalu bagimana bisa mengukur kinierja mereka tapi tidak ada anggaran ini yang harus kita bedah”. Pungkasnya (TK3)