SANGATTA. Setelah Presiden Joko widodo meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), kini sudah ada 12 perusahan yang menyatakan minat berinvestasi, bahkan delapan diantaranya masuk daftar tunggu.
PLT kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMD-PTSP) Kutim Saiful Ahmad mengatakan ada sekitar 8 perusahaan yang sekarang masuk daftar waiting list (daftar tunggu) investasi. Diantaranya PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN Group), PT Gunta Samba Group, PT Anugerah Lestari, Indofood Groub, PT Toba Groub. Ada juga PT Barokah yang bergerak dibidang pencampuran biodisel dari bahan baku sawit.
Dijelaskannya, investasi yang akan menjadi sangat besar di Maloy nantinya adalah industri pencampuran minnyak sawit dengan solar atau bio diesel. “Sebab di Maloy nantinya, akan dikembanagkan B30, B50 bahkan B100. Kalau ini sudah operasi, maka banyak manfaat yang didapat Kutim, terutama masalah penyaluran tenaga kerja”. bebernya
Bahkan untuk memudahkan invetasi di Maloy, Pemkab Kutim berupaya memberikan kemudahan pengurusan administrasi serta izin usaha hingga memberikan insentif sewa lahan, meskipun sebenarnya sewanya sudah turun. Bahkan pihaknya terus melakukan upaya ‘jemput bola’ dan menawarkan segala fasilitas yang akan didapatkan oleh investor, demi meningkatkan investasi di daerah ini.
“Jadi Pemkab Kutim saat ini tidak lagi menunggu, tetapi posisi sekarang adalah menawarkan langsung ke calon investor. Nanti juga perusahaan akan kami undang agar kesulitan dan hambatan yang dihadapi akan kami selaraskan,” katanya.
Selain terus mempromosikan KEK Maloy sebagai lokasi investasi terbaik bidang agribisnis, Pemkab saat ini terus fokus mempersiapkan infrastruktur penunjang lainnya. Seperti listrik, air bersih, telekomunikasi hingga jalan kawasan. Ditambah keberadaan beacukai dan imigrasi juga disiapkan. “Untuk pelabuhan kita sudah rampung, siap operasi. Tinggal menunggu Pelindo, sebagai operator,” katanya.
Menurutnya keberadaan KEK dengan luas 557,34 Hektare dapat memberikan solusi pengembangan dan peningkatan industry. Mendukung peningkatan ekspor nasional. Selain itu, kawasan ini juga sangat penting untuk peningkatan ekonomi daerah. (ADV/Kominfo)