Keberadaan Pelabuhan Kudungga, Bisa Menurunkan Harga Selisi Barang Di Kutim

Parlementaria228 Dilihat

Sangatta…Meskipun Pemerintah Kabupaten Kutai Timur telah permohonan hibah aset pelabuhan kudungga sangatta, untuk menyelesaikan pembangunan pada sisi darat pelabuhan dengan menggunakan anggaran yang bersumber dari APBD Kutim. Namun hingga kini penyelesaian pembangunan causeway belum mendapatkan titik terang.

Akibat belum jelasnya penyelesaian pembangunan causeway pelabuhan Kudungga Sangatta, nampaknya mendapatkan perhatian serius dari Anggota DPRD Kutim H Sobirin Bagus yang menilai dengan diselesaikannya pembangunan pelabuhan Kudungga Sangatta maka bisa membawah dampak positif bagi perekonomian Kutim.

“sebagai pelaku ekonomi, saya sangat memahami bagaimana puluhan hingga ratusan truck pengangkut kebutuhan pokok dan lain-lain yang masuk ke Kutim. Terutama dari Kota Samarinda yang masuk untuk memenuhi kebutuhan warga di Sangatta maupun kecamatan-kecamatan di pedalaman dan pesisir Kutim”. Bebernya

Menurut Sobirin dengan banyaknya truck pengangkut kebutuhan pokok dan lainnya yang masuk ke Kutim. Hal tersebut menandakan bahwa kebutuhan warga kutim sangatlah tinggi.

“Ambil contoh selisih harga barang antara Samarinda dan Sangatta, untuk satu sak semen saja selisihnya bisa hingga Rp. 10.000, itu baru satu item barang saja dan belum item-item barang yang lain. Dapat diterka dengan jelas, bagaimana kebutuhan warga Kutim akan barang pokok dan barang-barang lainnya amat tinggi sekali,” ungkapnya.

Sehingga besar harapan semua pihak, agar pembangunan Pelabuhan Kudungga Sanggata a dapat segera diselesaikan agar membawa dampak nyata dalam hal memasok kebutuhan warga maupun juga menurunkan selisih harga barang agar tidak terlalu tinggi nilainya di pasaran.

“Dengan penyelesaian segera Pelabuhan Sangatta, akan menyebabkan harga semen yang didapat dari Sulawesi atau barang-barang komoditi lain dari Jakarta dan Pulau Jawa bisa turun melalui pelabuhan tersebut. Sehingga harga barang di Sangatta, akan dijamin tidak terlalu jauh berbeda dengan barang di Samarinda”. Terangnya (ADV/TK)