Pemkab Harus Kreatif Tingkatkan PAD

SANGATTA. Ketergangtungan  Kutai Timur dengan  royalti batu bara dan dana bagi hasil migas masih sangat tinggi. Bahkan,  80  persen APBD Kutim masih bersumber dari kedua sektor itu. Rendahnya Pendapan Asli daerah (PAD) kutim, karena Badan pendapatan Daerah (Bapenda) Kutim  dianggap kurang kreatif dalam mencari  PAD. Demikian tanggapan anggota DPRD Kutim Sayit Anjas, terkait dengan rendahnya PAD Kutim.

“Contoh di Jawa Barat, ada rewart bagi pembayar PAD. Juga ada mobil keliling ke rumah-rumah meminta agar wajib PAD, bayar.  Saat bayar, ada rewart.   Dengan kreatifitas seperti itu, maka masyarakat wajib PAD, sangat antusias untuk bayar pajak atau retribusi, jadi PAD meningkat,” katanya.

Karena itu, Anjas meminta agar Bapenda mulai kreatif  dalam mencari PAD. Bagaimana agar sumber retribusi itu meningkat. Bagaimana agar wajib retribusi itu care bayar retribusi, agar PAD itu terus naik.

“Jadi kami berharap orang yang di Bapenda itu orang kretif, karena itu target PAD kami naikkan jadi Rp100 miliar.  Hasilnya, Bapenda kreatif, dengan mewajibkan mobil plat luar, yang beroperasi di Kutim harus mutasi ke Kutim. dengan mutasi ke Kutim, maka bayarpajak di Kutim. Beda kalau tidak mutasi, mobil dari jawa bayar pajak ke Jawa, mobil Sulawesi bayar pajak ke Sulawesi, jadi Kutim dapat apa?. Dengan mutasi mobil yang operasi di kutim, maka kutim tambah PAD,” katanya.

Meskipun demikian, Anjas masih percaya kalau Bapenda makin kratif, maka PAD makin tambah. “Kan PAD yang naik  baru mutasi mobil. Sumber lain, masih sama.  Karena itu, kami minta mereka cari, maksimalkan sumber lainnya untuk PAD dan pajak,” harap Anjas.(ADV/TK)