SANGATTA – Memasuki akhir tahun 2019 jelang perayaan Natal, harga komoditas daging ayam potong atau broiler di Pasar Induk Sangatta Utara dan Pasar Tradisional Sangatta Selatan terpantau semakin merangkak naik. Hal itu, disebabkan karena minimnya stok di pasar yang didistribusikan oleh peternak lokal. Diketahui, harga ayam potong atau broiler saat ini berada di kisaran harga Rp 48 ribu hingga Rp 65 ribu per ekor, naik sebesar Rp 10 ribu per kilogram dari harga sebelumnya yang hanya berkisar Rp 35-38 ribu per kilogram.
Kenaikan yang cukup signifikan ini, diakui oleh Kepala UPT Pasar Induk Sangatta Utara, Buhori. Menurutnya hal ini disebabkan oleh lambannya pengiriman. Selain itu, ia membenarkan kenaikan bahan pangan karena mendekati perayaan Natal dan Tahun Baru 2020.
“Iya benar memang naik, infonya pengiriman lambat. Juga karena menjelang Natal dan tahun baru,” ucapnya.
Hal itu pun sudah dianggap lumrah oleh salah satu konsumen bernama Nani . Menurutnya lonjakan komoditi kerap terjadi sebulan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Saya ngga kaget lagi, di Sangatta itu pasti harga ngikuti musim. Kalau mau ada perayaan pastilah naik bahan pokok di pasar,” kata warga Sangatta Utara ini.
Sementara itu, diungkapkan oleh Yeni, salah satu pedagang di Pasar Induk saat dijumpai di lapaknya. Menyampaikan ia mengambil ayam dari peternak Sangatta dan dari perternak stoknya memang menipis. Makanya harga melambung.
“Satu kilonya Rp 48 ribu, tapi kan biasanya seekor itu lebih dari satu kilo. Jadi harganya memang rata-rata di atas itu,” ujarnya saat diwawancarai, Rabu (11/12/2019).
Ia memaparkan proses jual-beli pun dianggap berkurang. Namun wanita berhijab ini menduga bukan karena melambungnya harga bahan pokok, tetapi perpindahan lokasi dagang yang menjadi di gedung belakang. Sehingga masih banyak masyarakat yang belum tahu.
“Hari ini kami juga pindah ke pasar basah di belakang, mungkin warga belum tahu makanya agak sepi,” tuturnya.
Senada, Nana salah satu pedagang pun mengeluhkan maraknya pedagang di luar pasar yang menjual ayam dengan harga murah, digadang-gadang membuat sejumlah pelanggannya beralih. Hal ini jelas menurutnya sangat merugikan pendapatan.
“Seandainya semua pedagang masuk ke dalam pasar, kita tidak mungkin rugi,” tegasnya.(hms7)