Sangatta…Harga komoditas lada di Kabupaten Kutai Timur hingga saat ini, terus mengalami penurunan drastis. Sehingga tak jarang Petani lada di Kecamatan Batu Ampar mengeluh. Sebab biaya perawatan mulai dari masa tanam hingga panen tidak berbanding dengan nilai penjualan. Hal tersebut di ungkapkan langsung oleh Camat Batu Ampar Yuriansyah saat di temui sejumlah awak media pagi tadi.
Menurut Yuriansyah saat ini, harga lada di Kecamatan Batu Ampar hanya berkisar antara Rp 40 ribu per Kilogram hingga Rp 45 Ribu, yang sebelumnya masih di kisaran harga Rp 80 ribu hingga Rp 100 Ribu perkiligram. Sehingga cukup di keluhkan oleh para petani lada, terlebih komoditas lada ini merupakan salah satu komoditas andalan bagi masyarakat Batu Ampar sebagai salah satu sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup para petani setiap harinya.
“kalau masyarakat disana rata-rata punya merica, memang itulah potensi yang ada di Batu Ampar. Jika satu desa di asumsikan ada 500 Kepala Keluarga punya lahan 1 sampai 2 Hektar lahan merica, bisa kita bayangkan berapa jumlahnya”. Jelasnya
Sehingga saat ini, para petani lada menaruh harapan besar bagi pemerintah Kecamatan dan Kabupaten untuk mencarikan solusi agar persoalaan harga tidak menyulitkan kehidupan para petani. Salah satunya, para petani berharap agar Badan Usaha Milik Desa atau BUMDES bisa mengkordinir hasil panen para petani untuk dipasarkan.
“Makanya kemarin harapan petani paling tidak nanti bisa dikelolah oleh BUMDES untuk mencari pembeli dan melalui BUMDES lah, sehingga bisa di Kordinir dengan baik”. Ucapnya
Lebih lanjut, Yuriansyah menambahkan terlebih saat ini sudah memasuki musim panen lada, sehingga tak jarang sebagian para petani hanya menyimpan hasil panen sambil menunggu harga lada kembali stabil.