SANGATTA- Sekretaris Kabupaten (Seskab) Irawansyah menyambut hangat kedatangan Ketua DPRD Muna, Abdul Razak dan rombongan DPRD yang berkunjung ke Kutai Timur (Kutim) di Ruang Tempudau Kantor Bupati, Kamis (12/9/2019). Kedatangan rombongan DPRD Kabupaten Muna berjumlah 18 orang ini guna melakukan studi banding pengelolaan dan budidaya tanaman aren genjah yang coba dikembangkan di Kabupaten Muna.
Seskab Irawansyah menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kunjungan DPRD Muna ke Kutim untuk bertukar informasi dan pengalaman bagaimana mengembangkan aren genjah sebagai komoditi andalan yang bisa berkontribusi positif untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di luar sektor minyak dan batubara.
“Struktur APBD Kutim hingga saat ini masih sebagian besar bersumber dari sektor pertambangan minyak, batubara dan perkebunan sawit. Pemkab Kutim, sesuai visi dan misi ke depannya akan fokus ke agribisnis dan agroindustri. Tidak bisa terus menerus bergantung pada sumber daya alam yang terbatas,” jelas Irawansyah.
Seskab Irawansyah menambahkan selain kelapa sawit, Pemkab Kutim juga terus mengembangkan produk unggulan lain seperti kakao dan aren genjah di beberapa kecamatan, nantinya produk agroindustri ini terus dikembangkan agar bisa menjadi primadona penyumbang PAD.
“Aren Genjah Kutim merupakan tanaman asli Kutim, dengan penyebaran yang luas terdapat di Kecamatan Teluk Pandan. Penyebaran yang cukup tinggi ini tidak lepas dari nilai ekonominya dan memiliki karakteristik tersendiri sehingga banyak petani yang menggantungkan hidupnya pada tanaman ini. Usia 4-5 tahun sudah bisa dipanen, biasanya dibuat gula cetak atau gula semut,” jelasnya.
Ketua DPRD Muna Abdul Razak menyebutkan Kutim dipilih menjadi tujuan studi banding ini dengan alasan pengembangan aren genjah di Kutim telah berhasil dilakukan.
“Selama di Kutim, kami akan menggali informasi sebanyak mungkin bagaimana Aren Genjah bisa dibudidayakan dan menjadi komiditi unggulan di Muna kemudian memberikan kontribusi positif bagi peningkatan ekonomi desa melalui “home industry”,” ujar Abdul Razak.
Menurut laporan Sekretaris Dinas Perkebunan, Kasianur mengatakan Aren Genjah mulai berproduksi sekitar lima sampai enam tahun dibanding Aren Dalam 8 hingga 12 tahun. Aren Genjah memiliki manfaat dan nilai ekonomi yang tinggi karena setiap mayang dapat menghasilkan nira lebih dari 12 liter per hari dengan lama penyadapan lebih dari dua bulan per mayang.
“Saat ini, varietas aren Genjah Kutim telah dikembangkan pada beberapa daerah di Indonesia, antara lain Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat dan Sulawesi Utara. Potensi produksi benih pohon induk aren Genjah Kutim adalah 4.032 butir per pohon, dan dapat digunakan untuk pengembangan aren seluas 12-13 hektar,” ujar Kasianur.
Pada akhir acara dilakukan tukar menukar cinderamata antara Pemkab Kutim dan Muna.(hms4)