Sangatta. Progres Kabupaten Kutai Timur untuk mencapai predikat sebagai Kota Layak Anak (KLA), sepertinya terus berproses. Hal ini terlihat dari laporan evaluasi dari masing-masing tim gugus fungsi yang dikomandoi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutim. Bahkan Kutim yang saat ini sudah berpredikat Pratama, dipastikan siap menembus predikat Madya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kutai Timur, Irawansyah yang memimpin kegiatan evaluasi, kepada wartawan menuturkan jika evaluasi yang dilakukan untuk melihat sekaligus menilai kinerja masing-masing tim gugus fungsi KLA. Evaluasi lebih difokuskan kepada kesiapan Fasilitas Kesehatan seperti Puskesmas, Fasilitas Pendidikan seperti Sekolah dan termasuk Fasilitas Umum yang ada di Kutim, dalam penyediaan fasilitas penunjang ramah anak. Seperti penyediaan wahana bermain yang aman bagi anak.
Terkait upaya untuk mengejar jenjang Madya, Irawansyah mengatakan jika hal tersebut pasti bisa dilakukan, dengan pemenuhan poin-poin yang menjadi standar penilaian kelas Madya pada KLA. Sementara itu, Pemkab Kutim berkomitmen mendukung penuh dalam proses pembentukan Kutim sebagai Kabupaten Layak Anak, baik melalui dukungan anggaran dan penyediaan fasilitas ramah anak.
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim, Edward Azran mengatakan jika setiap basis poin penilaian yang disuguhkan Pemkab Kutim dalam menyejar predikat Kabupaten Layak Anak (KLA), haruslah benar-benar riil ada di lapangan dan bukan hanya sekedar suguhan data. Misalkan Kutim menyodorkan data keberadaan taman literasi, maka wajib dibuktikan dimana posisi dan kordinatnya di lapangan, serta benar2 difungsikan sebagaimana standar KLA.
Lanjut Edward, salah satu tujuan dari pembentukan Kabupaten/Kota Layak Anak adalah mewujudkan Provinsi Layak Anak. Karenanya untuk mendukung terwujudnya Kutim sebagai Kabupaten Layak Anak, Pemkab Kutim menargetkan pembentukan Kacamatan Layak Anak. Kecamatan Layak Anak ini akan dibagi dalam 3 zona. Zona Induk yakni Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Kemudian Zona Pesisir, yakni Rantau Pulung, Bengalon dan Sangkulirang.
Sementara Zona Hulu, yakni Kecamatan Muara Wahau atau Kecamatan Kongbeng yang berdampingan dengan Kecamatan Muara Bengkal atau Kecamatan Muara Ancalong. Untuk Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Rantau Pulung dan Sangkulirang, dianggap sebagai kecamatan yang memiliki kesiapan dalam segala bidang dan potensi, hanya belum terinventarisir. Sementara untuk Kecamatan Muara Wahau, Kongbeng, Muara Ancalong dan Muara Bengkal, dipilih sebagai pembanding antara kecamatan yang mapan dan mana yang belum mapan. Dua poin pembanding ini dirasa perlu ditampilkan sebagai penyeimbang dalam pemberian penilaian.