Akibat Banyak Yang Mundur, Tahun Depan Pemkab Kutim Kembali Terima TK2D Kesehatan

Sangatta…Demi memaksimalkan pelayanan disetiap puskemas, Sekertaris Kabupaten (Sekkab) Kutim Irawansyah memastikan meskipun tidak dibolehkan lagi mengangkat Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D), namun tahun depan, pemkab Kutim dengan terpaksa harus kembali merekrut TK2D tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan, setelah mengalami kekurangan tenaga kesehatan akibat banyak yang mundur dengan berbagai alasan.

“Ini masalah pelayanan. Kekurangan tenaga kesehatan ini harus diatasi dengan menerima lagi TK2D. Selain tenaga kesehatan, sebenarnya tenaga guru juga kurang. Karena itu, guru juga akan kita terima lagi. Ini Khusus, lainnya tidak boleh,” katanya.

Seperti diketahui, Kepala Dinas Kesehatan dr Bahrani Hasanal mengakui banyak TK2D yang bertugas di Puskesmas, terutama di kecamatan yang mengundurkan diri. Akibatnya,  Puskesmas kini kekurangan tenaga,  sehingga tenaga yang ada kini terpaksa kerja berat, rangkap kerjaan. Karena itu,  Bahrani Hasanal meminta pemerintah mencari solusi mengatasi kekurangan tenaga kesehatan ini untuk mengganti tenaga yang keluar.

“Dari satu puskesmas, ada  yang mundur empat bahkan enam orang.  Mulai dari tenaga bidan, tenaga perawat termasuk ada  bagian adminitrasi. Dengan demikian, puskesmas kini kekurangan tenaga. Tenaga yang ada, dimaksimalkan,  dengan rangkap kerjaan,” katanya.

meskipun bisa rangkap kerjaan, maka itu juga tidak baik, karena akan membuat tenaga yang ada,  memikul beban terlalu berat, melebih kemampuannya. Selain itu,  ini bisa bermasalah, terutama bagi puskesmas yang  belum terakreditasi. Dimana, dalam waktu dekat ini akan dilakukan penilaian akreditasi. Dalam penilaian ini, yang diutamakan  adalah pelayanan, namun jika ternyata pelayannya sendiri tidak cukup, itu jelas akan  merugikan, karena tidak sesuai standar.

“karena masalah itu, makanya kami minta agar pemerintah bisa mencari solusi, untuk mengganti tenaga kesehatan yang telah keluar tersebut,” katanya. 

Disebutkan, alasan pengunduran diri para tenaga kesehatan tersebut beragam, mulai mendapatkan pekerjaan lain di tempat lain, ikut suami yang bekerja di wilayah lain, hingga tidak tahan bekerja pada lokasi penempatan kerja. Termasuk, mungkin juga karena faktor gaji yang tidak sesuai dengan harapan, sehingga memilih keluar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *